Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.247 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (14/9) sore. Posisi ini menguat 5 poin atau 0,04 persen dari Rp14.252 persen pada Senin (13/9).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.257 per dolar AS atau menguat dari Rp14.260 per dolar AS pada Senin kemarin.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia lainnya, yaitu won Korea Selatan 0,44 persen, yuan China 0,13 persen, peso Filipina 0,11 persen, rupee India 0,05 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, dan dolar Singapura 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan mata uang Asia lainnya berada di zona merah. Baht Thailand melemah 0,12 persen, ringgit Malaysia minus 0,1 persen, dan yen Jepang minus 0,05 persen.
Kondisi serupa terjadi pada mata uang utama negara maju. Poundsterling Inggris menguat 0,22 persen, euro Eropa 0,11 persen, dolar Kanada 0,04 persen, dan franc Swiss 0,01 persen.
Namun, dolar Australia dan rubel Rusia melemah, masing-masing minus 0,3 persen dan 0,07 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan penguatan tipis pada rupiah hari ini terjadi karena faktor teknikal. Sebab, indeks dolar AS sebenarnya juga tengah menguat, sehingga menahan pergerakan mata uang Garuda.
"Dari sisi rupiah hanya teknikal rebound," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Mata uang negeri Paman Sam sendiri tengah menguat berkat ekspektasi pasar terhadap data inflasi AS. Inflasi yang tetap tinggi memberi sinyal akan ada kebijakan tapering dari bank sentral AS, The Federal Reserves (The Fed) pada tahun ini.