Pertama Kali, Pemerintah Rilis Surat Utang SDG Rp8,4 T
Pemerintah menerbitkan surat utang negara (SUN) untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDG) berdenominasi euro untuk pertama kali. Nilai yang diterbitkan mencapai 500 juta euro atau Rp8,42 triliun (kurs Rp16.856 per euro).
Mengutip keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Selasa (14/9), SUN ini akan memiliki tenor selama 12 tahun. Pemerintah akan mulai menerbitkan pada 23 September 2021.
"Pada penerbitan SDG bond perdana ini, pemerintah berhasil menekan harga hingga 27 basis poin dari initial price guidance yang berada pada level MS+140-145 bps ke final price guidance di level MS+118 basis poin," papar Kementerian Keuangan dalam rilis tersebut.
Pemerintah mematok imbal hasil (yield) sebesar 1,251 persen. Sementara, tingkat kuponnya 1,3 persen.
"Pemerintah Indonesia telah menyusun SDGs Government Securities Framework (SDGs Framework) dan telah mendapatkan Second Party Opinion dari CICERO dan IISD," jelas Kementerian Keuangan.
Rencananya, pemerintah akan menggunakan dana hasil penerbitan SDG bond untuk membiayai proyek yang masuk kualifikasi eligible SDGs expenditures dan SDGs framework.
"Debut penerbitan SDG bond ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk pembiayaan proyek-proyek sosial dan lingkungan hidup untuk mewujudkan agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan," terang Kementerian Keuangan.
Lihat Juga : |
Kementerian Keuangan memperkirakan SDG bond memperoleh peringkat Baa2 dari Moody's, BBB dari Standard and Poor's, dan BBB dari Fitch. SDG bond ini akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.
Beberapa pihak yang menjadi joint bookrunners, antara lain BofA Securities, Citigroup, Crédit Agricole CIB, HSBC dan UBS.
Sementara, pihak yang bertindak sebagai co-managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas and PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Lalu, Credit Agricole CIB dan HSBC juga bertindak sebagai Joint SDG Structuring Advisors.