JKN-KIS Tanggung Biaya Lahiran Siti hingga Operasi Kanker

BPJS Kesehatan | CNN Indonesia
Kamis, 23 Sep 2021 15:22 WIB
Siti Kalimah berkali-kali memanfaatkan JKN-KIS untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sejak 2015, mulai dari lahiran hingga operasi kanker payudaranya. (Foto: Arsip BPJS Kesehatan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sudah lama menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Siti Kalimah berkali-kali memanfaatkan JKN-KIS untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Perempuan 39 tahun ini mengaku tidak hanya dirinya, tapi anak-anaknya juga pernah memanfaatkan program pemerintah ini.

"Di tahun 2015 hamil anak kedua, kondisi drop tidak bisa makan dan minum. Akhirnya sering rawat inap. Di usia kehamilan 7 bulan, sudah diperingatkan dokter karena posisi saya sudah lemah harus operasi sesar."

"Kondisinya komplikasi, ketika di-USG (Ultrasonogafi) bayinya kelilit tali pusar dan posisi kepala bayi tidak turun ke panggul," kenang wanita yang bekerja sebagai perawat di Puskesmas Rejotangan Tulungagung ini.

Di minggu ke 39 usia kehamilan, dokter pun memutuskan agar Siti melahirkan melalui proses sesar. Setelah rawat inap 6 hari, Siti dan bayinya bisa pulang. Siti mengaku tidak mengeluarkan biaya sama sekali, termasuk kontrol setelah perawatan operasi.

"Free semua. Kalau tidak pakai BPJS, kalau tidak salah saya saja biayanya sekitar Rp9 juta. Setelah lahir itu, suami langsung mengurus BPJS untuk kepesertaan bayi. Jadi semuanya gratis. Kontrol sekali setelah lahiran juga tidak bayar," ujarnya.

Akibat kondisi lahir yang tidak sehat itulah pada usianya yang ke-4 bulan, bayi Siti mengalami demam yang disertai batuk dan pilek.

Kondisi tidak membaik setelah dibawa ke IGD, diagnosis pneumonia pun dikeluarkan dokter kepada sang buah hati saat ditangani di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).

"Bayangkan kalau dirawat di PICU saya tidak punya BPJS pasti terasa biayanya. Kalau tidak salah di PICU itu bisa habis sekitar Rp10 juta. Saya sangat merasa terbantu. Di situ akhirnya saya hanya fokus untuk kesehatan anak saya," ujarnya.

Tidak sampai di situ, di tahun 2021 Siti didiagnosis kanker payudara stadium 3. Mulanya gejala awal terjadi setelah selesai ASI eksklusif pada putri ketiganya selama 3 tahun.

Hal ini dikarenakan, Siti sebagai tenaga medis harus melakukan vaksin, Tidak disangka, Siti mengalami mastitis (peradangan pada jaringan payudara) yang membuat payudaranya membengkak.

Ia kemudian dirujuk ke RSUD dr. Iskak Tulungagung, ke poli spesialis bedah. Oleh dokter, Siti disarankan untuk melakukan biopsi dan USG payudara. Hasilnya, dokter mengatakan bahwa Siti mengidap kanker payudara.

"Alhamdulillah operasi lancar, saya 3 hari rawat inap. Semuanya dijamin, saya tidak mengeluarkan uang. Dari pemeriksaan biopsi, USG, foto thorax, cek darah lengkap, semua gratis," ucapnya.

Setelah penyembuhan luka, Siti diarahkan untuk kemoterapi. Kini Siti sedang menjalani proses kemoterapi dan baru menyelesaikan kemoterapi keduanya.

Siti mengaku sangat merasakan manfaat JKN-KIS. Seandainya tidak ada BPJS Kesehatan dan Program JKN-KIS dengan kondisi penyakit sepertinya, Siti menyebut kemungkinan hartanya akan habis.

"Meskipun di ekonomi menengah, kalau saya harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan rutin, pasti terasa. Tidak menutup kemungkinan sampai jual tanah. Jadi dengan program ini tentu sangat membantu," ucapnya.

(fef)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK