Melirik Hunian TOD Sebagai Properti Pilihan Milenial

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 27 Sep 2021 12:08 WIB
Perkara hunian menjadi salah satu masalah generasi milenial di Indonesia. TOD dinilai hadir untuk menyelesaikan permasalahn tersebut. Berikut penjelasan TOD.
TOD dinilai hadir untuk menyelesaikan permasalahn tersebut. Ilustrasi TOD. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).

Hunian TOD merupakan pola pembangunan tata kota yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal, seperti kereta api, MRT, dan LRT. Konsep hunian TOD bertujuan memberi alternatif serta memecahkan masalah pertumbuhan penduduk kota.

Kawasan TOD menggabungkan antara lahan pemukiman, perdagangan, jasa, perkantoran, ruang terbuka, dan ruang publik sehingga tercipta efisiensi.

Pengamat Properti Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan munculnya konsep hunian TOD di Indonesia dipicu oleh pembangunan infrastruktur transportasi, khususnya di daerah Jabodetabek. Ia menyebut konsep hunian terintegrasi dengan transportasi publik sebenarnya bukan hal baru di negara lain, seperti Singapura, Hong Kong, Thailand, dan lain-lain sudah lebih dulu mengembangkan TOD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut gencarnya pembangunan transportasi integrasi seperti LRT, MRT, dan perkeretaapian memungkinkan pertumbuhan TOD. Ia mencatat TOD yang sudah serah terima ada di LRT Kota Bekasi - Eastern Green.

Sedangkan TOD yang sedang dibangun di Jakarta ada di LRT Tebet, LRT Ciracas, dan Prasada Mahata Tanjung Barat. Lalu di Bogor ada di Royal Sentul Park, Grand Central Bogor, dan Adhi City Sentul.

Di Depok ada Prasada Mahata Margonda. Lalu di Tangerang ada Oase Park, Cisauk Point, dan Prasada Mahata Serpong. Di Bekasi ada LRT Kota Bekasi - Green Avenue, LRT City Jatibening - Gateway Park, dan The Conexio.

Kemudian yang akan dibangun ada TOD Tamansari Senen, TOD Lebak Bulus, TOD Juanda, Jakarta. Lalu di Bogor ada LRT Kota Cibubur.

Plus TOD

Menurut dia, salah satu poin plus utama memilih hunian TOD ialah kemudahan akses transportasi. Lokasi TOD yang dekat dengan transportasi massal memungkinkan millennial untuk mengirit ongkos tranportasi.

Tak hanya hunian TOD itu sendiri, ia menyebut pengembangan TOD juga membuat hunian sekitar jadi 'kecipratan' jadi naik harga.

Ia menyebut saat ini sektor properti masih lesu sehingga pembeli memiliki daya tawar yang tinggi. Ferry menyebut bagi mereka yang ingin membeli saat ini bisa mendapat value yang lebih baik dibandingkan membeli di masa depan.

Minus TOD

Di sisi lain, ia menyebut poin minus dari hunian TOD adalah padatnya hunian terkait. Ia menilai TOD mungkin tidak cocok untuk mereka yang berumur lanjut atau mereka yang tidak suka hingar bingar perkotaan.

Dari segi harga pun, kata Fery, harga hunian TOD bisa lebih mahal. Perbedaannya bisa bervariatif dengan rentang dari 6 persen-30 persen lebih mahal dari hunian sejenis yang bukan TOD.

"Tapi untuk mereka yang berusia aktif dan produktif, konsep TOD ini jadi nilai tambah," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Melansir TOD Institute, manfaat dari hunian TOD meliputi mengurangi ketergantungan menyetir hingga 57 persen, memberikan efisiensi untuk hidup, bekerja, dan bermain di tempat yang sama.

Lalu, mengurangi jejak karbon atau dampak negatif terhadap lingkungan hingga 46 persen, memberikan akses ke kualitas kehidupan yang lebih baik hingga 43 persen, serta menstimulasi ekonomi lokal.



(age)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER