RI Defisit Dagang dengan Australia karena Impor Daging Sapi

CNN Indonesia
Rabu, 29 Sep 2021 20:10 WIB
RI mencatat defisit dagang dengan Australia karena impor bahan baku, seperti daging sapi dan batu bara.
RI mencatat defisit dagang dengan Australia karena impor bahan baku, seperti daging sapi dan batu bara. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkap defisit perdagangan Indonesia dengan Australia karena banyak meng-impor bahan baku dan bahan penolong. Komoditasnya, seperti daging sapi dan batu bara.

Kendati begitu, ia mengatakan impor ini tetap diperlukan oleh Indonesia. Sebab, berbagai komoditas impor ini untuk mendorong roda industri.

"Ini adalah bagian dari sistem, sehingga kami dapat menggerakkan industri dan apa yang kita impor masih merupakan kebutuhan yang pokok," terang Lutfi seperti dilansir dari Antara, Rabu (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, ia mengklaim bahwa Indonesia juga mengimpor barang setengah jadi untuk inovasi industri. Bahkan dalam waktu dekat, Indonesia juga berencana menggelar kerja sama dengan Australia dalam hal adopsi teknologi tinggi.

"Apa yang diimpor dari Australia adalah barang setengah jadi, artinya ini sangat penting untuk inovasi industri," ucapnya.

Ke depan, Lutfi berharap hubungan dagang antara kedua negara bisa meningkat. Apalagi, keduanya memiliki perjanjian dagang Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Menurut catatannya, hubungan dagang antara Indonesia-Australia sempat turun 8,8 persen menjadi US$7,1 miliar pada 2020. Hal ini terjadi karena dampak dari pandemi covid-19.

Namun, sambung dia, beruntung Indonesia-Australia punya IA-CEPA, sehingga ketika ekonomi mulai pulih, nilai perdagangan kedua negara naik lagi.

Tercatat, nilai ekspor Indonesia ke Australia naik dari US$1,36 miliar pada Januari-Juli 2020 menjadi US$1,85 miliar pada Januari-Juli 2021. Sementara, impor Indonesia dari Australia meningkat dari US$2,69 miliar menjadi US$4,96 miliar pada periode yang sama.

"Sempat terjadi penurunan 8,8 persen. Namun, angka (perdagangan) kedua negara hanya pada Januari-Juni 2021 sudah meningkat 65 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," imbuh Lutfi.

Harapan yang sama juga datang dari Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan. Bahkan, dia tak hanya ingin meningkatkan nilai perdagangan, namun juga investasi.

Pasalnya, menurut Tehan, Indonesia memiliki banyak sektor industri potensial untuk dialiri investasi dari negeri kangguru.

Mulai dari pendidikan, energi terbarukan, mineral, logam tanah jarang, hingga mobil listrik.

"Kami, sangat yakin bahwa kami dapat menjadi pemasok beberapa bahan utama yang akan membantu Indonesia mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia, jadi itu hanya beberapa hal yang menurut saya perlu kita kerjakan," terang Tehan.

[Gambas:Video CNN]



(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER