Aset Keuangan Syariah Tembus Rp1.885 Triliun per Juni 2021

CNN Indonesia
Kamis, 30 Sep 2021 18:34 WIB
OJK mencatat total aset keuangan syariah tembus Rp1.885 triliun per Juni 2021.
OJK mencatat total aset keuangan syariah tembus Rp1.885 triliun per Juni 2021. Ilustrasi salah satu penyedia jasa keuangan syariah. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total aset keuangan syariah tembus Rp1.885,65 triliun per Juni 2021. Hitungan ini tidak termasuk saham syariah.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat menjabarkan aset keuangan syariah itu terdiri dari pasar modal syariah sebesar Rp1.137 triliun, perbankan syariah Rp631 triliun, serta industri keuangan non bank (IKNB) syariah sebesar Rp116 triliun.

"Ada peningkatan signifikan kalau dibandingkan dari 2017," ungkap Teguh dalam Islamic Finance Summit 2021, Rabu (30/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjabarkan aset keuangan syariah terus meningkat sejak 2017 hingga saat ini pertengahan 2021. Peningkatan aset terjadi di setiap kelompok jasa keuangan.

Rinciannya, aset pasar modal syariah tercatat sebesar Rp595 triliun pada 2017, sebesar Rp702 triliun pada 2018, sebesar Rp824 triliun pada 2019, dan Rp1.076 triliun pada 2020.

Begitu juga dengan aset IKNB syariah. Tercatat, angkanya sebesar Rp99 triliun pada 2018, sebesar Rp105 triliun pada 2019, dan sebesar Rp116 pada 2020.

Selanjutnya, aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp435 triliun pada 2017. Lalu, naik menjadi Rp489 triliun pada 2018, naik lagi pada 2019 menjadi Rp538 triliun, dan Rp608 triliun pada 2020.

"Ada pertumbuhan dari tahun ke tahun, tren perbankan syariah terus tumbuh, baik dari sisi aset, sisi dana pihak ketiga (DPK), dan sisi pembiayaan," ungkap Teguh.

Dia menjelaskan DPK di perbankan syariah naik 16,54 persen secara tahunan per Juni 2021. Lalu, pembiayaan yang disalurkan (PYD) naik 7,35 persen dan aset naik 15,8 persen secara tahunan per semester I 2021.

Meski terus meningkat, Teguh mengatakan terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan perbankan syariah. Pertama, penguatan struktur dan daya saing. Kedua, revolusi ekonomi dan layanan digital. Ketiga, tuntutan pembiayaan perekonomian nasional.

Keempat, ketimpangan literasi dan inklusi keuangan. Kelima, transformasi pengaturan dan pengawasan. "Terkait hal tersebut, karenanya OJK membuat roadmap perbankan syariah Indonesia 2020-2025," jelas Teguh.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan industri jasa keuangan syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp434,52 triliun sepanjang 2020. Angka itu naik 6,27 persen dari posisi 2019 lalu.

Ia mengatakan pembiayaan ini disalurkan untuk sejumlah sektor usaha. Beberapa contohnya, seperti pertanian dan perikanan.

Pemerintah terus mendorong penguatan lembaga keuangan syariah dengan beberapa cara. Pertama, penyusunan regulasi securities crowd funding (SCF) oleh OJK sebagai alternatif pendanaan bagi UMKM.

Kedua, pembentukan Bank Syariah Indonesia (BSI) guna meningkatkan kapasitas bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada ekosistem industri halal.

Pemerintah juga memperkuat infrastruktur pendukung industri keuangan syariah. Salah satunya melalui penyusunan Core Principles for Effective Islamic Deposit Insurance Systems (CPIDIS) oleh Working Group International Association of Deposit Insurers dan Islamic Financial Services Board (IADI-IFSB).

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER