Bank Afghanistan Kehabisan Dolar Sebelum Taliban Ambil Alih

CNN Indonesia
Kamis, 30 Sep 2021 16:17 WIB
Bank sentral Afghanistan kehabisan dolar AS beberapa minggu sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan pemerintah resmi negara itu. (AP/Khwaja Tawfiq Sediqi).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank sentral Afghanistan sudah kehabisan mayoritas cadangan uang tunai dolar AS dalam beberapa minggu sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan pemerintah resmi.

Hal tersebut diungkapkan oleh kelompok donor internasional Afghanistan. Mereka mengatakan kronisnya cadangan uang tunai di Afghanistan sudah terjadi sebelum Taliban menguasai Kabul.

Laporan dua halaman yang bersifat rahasia tersebut ditulis awal bulan ini oleh pejabat senior ekonomi internasional untuk lembaga-lembaga, termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Laporan itu mengkritik bagaimana mantan kepemimpinan bank sentral menangani krisis di bulan-bulan sebelum negara ditundukkan oleh Taliban, termasuk keputusan melelang sejumlah besar dolar AS dan memindahkan uang dari Kabul ke cabang-cabang daerah.

"Cadangan FX (valas) di brankas bank sentral di Kabul telah habis, bank sentral tidak dapat memenuhi permintaan uang tunai," kata laporan itu, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (30/9).

"Sumber masalah terbesar adalah mismanajemen di bank sentral sebelum pengambilalihan Taliban," tambahnya.

Shah Mehrabi, Ketua Komite Audit Bank Sentral membela tindakan bank sentral. Ia mengatakan pihaknya berusaha untuk mencegah larinya mata uang lokal Afghanistan.

Saat ini, melandainya uang tunai dapat dilihat di ruas jalan beberapa kota di Afghanistan, orang-orang harus mengantre berjam-jam untuk menarik tabungan dolar di tengah batasan ketat berapa besar uang yang bisa mereka tarik.

Bahkan, sebelum Pemerintah Afghanistan yang didukung AS runtuh, ekonomi negara itu sudah kembang-kempis. Kondisi ini diperparah dengan kembalinya Taliban. Lenyapnya miliaran dolar bantuan asing telah meninggalkan Afghanistan dalam krisis mendalam.

Kini, harga pangan pokok seperti tepung melonjak tinggi, sementara pekerjaan mengering membuat jutaan orang menghadapi potensi kelaparan seiring mendekatnya musim dingin.

Di bawah pemerintahan sebelumnya, bank sentral Afghanistan disebut mengandalkan pengiriman uang tunai sebesar US$249 juta setiap tiga bulan dalam kotak-kotak berisi uang pecahan US$100 dan disimpan di brankas bank sentral dan istana presiden.

Ditariknya bantuan asing membuat uang dolar mengering. Bank sentral, yang memainkan peran kunci di Afghanistan karena mendistribusikan bantuan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, mengatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan rencana memenuhi kebutuhan mata uang asing negara itu. Namun, tak ada rincian dari rencana tersebut.



(wel/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK