Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.272 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Selasa (28/9) sore. Posisi ini melemah 0,14 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.253 per dolar AS.
Begitu juga dengan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang menempatkan rupiah di posisi Rp14.269 per dolar AS atau melemah dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.258 per dolar AS.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Terpantau, peso Filipina bergerak stagnan, ringgit Malaysia menguat 0,03 persen, dan rupee India melemah 0,29 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, yuan China terlihat bergerak stagnan, yen Jepang melemah 0,26 persen, won Korea Selatan melemah 0,68 persen, dolar Singapura melemah 0,21 persen, dan baht Thailand menguat 0,4 persen.
Selanjutnya, mayoritas mata uang di negara maju melemah terhadap dolar AS. Tercatat, dolar Kanada melemah 0,12 persen, poundsterling Inggris melemah 0,26 persen, dan euro Eropa melemah 0,13 persen.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah melemah karena pasar khawatir proses pemulihan ekonomi akan berjalan lambat. Hal itu membuat pasar menarik investasinya dari aset berisiko, seperti pasar uang.
"(Rupiah melemah karena) kekhawatiran pasar soal perlambatan pemulihan ekonomi global karena covid-19 yang membuat sebagian pelaku pasar menarik diri dari aset berisiko," ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Kekhawatiran pasar ini timbul lantaran data industri China melambat pada Agustus 2021. Ariston menyebut China industrial profits hanya naik 10,1 persen pada Agustus 2021, melambat dari posisi Juli 2021 yang tumbuh hingga 16,4 persen.