Perusahaan dari berbagai sektor di Inggris terancam gulung tikar atau terpaksa menaikkan harga ke konsumen. Opsi itu akan diambil apabila pemerintah setempat tidak menyediakan subsidi energi.
Industri besi, kertas, kaca, semen, keramik, hingga bahan kimia menjadi yang tertekan akibat kenaikan tarif listrik. Pasalnya, kebanyakan mereka menggunakan gas alam dan listrik untuk menjalankan usahanya.
Sementara, tarif listrik diperkirakan makin melonjak saat musim dingin tiba. Akibatnya, perusahaan di Inggris semakin tidak kompetitif dibandingkan perusahaan sejenis di dunia yang menerima bantuan dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga minggu lalu, industri makanan Inggris di ambang jurang setelah penutupan pabrik yang memproduksi sebagian besar karbondioksida karena harga gas alam melonjak.
Grup industri besi Inggris memprediksi tarif listrik di negaranya terus naik dan berisiko menghentikan proses produksi. Hal ini dikhawatirkan dapat merusak industri besi.
Pemerintah Inggris sendiri telah bertemu dengan grup industri sebanyak dua kali. Sebagian pimpinan pengusaha merasa frustasi dengan sikap pemerintah yang tidak mengambil tindakan. Mereka menyorot Perdana Menteri Boris Johnson yang sedang berlibur di Spanyol.
Chief Executive Chemical Industry Association Stephen Elliot mengatakan anggotanya akan mulai menutup usahanya dalam beberapa pekan ke depan akibat naiknya ongkos produksi.
Lihat Juga : |
"Saya tidak mengatakan anggota kami tertatih-tatih di tepi jurang. Namun apa yang saya katakan kepada Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng adalah jika saya meninggalkan ini tiga minggu lagi, saya tidak dapat menjamin bahwa bisnis kimia tidak akan berhenti atau menutup produksi untuk sementara," kata Elliot dikutip dari CNN.com, Senin (11/10).
Pemerintah Inggris telah memberikan perlindungan bagi masyarakat, namun sektor bisnis merasa tidak mendapatkannya. Tarif listrik di Inggris kini naik hingga 50 poundsterling atau setara Rp967 ribu (kurs Rp19.348 per poundsterling).
Menurut Independent Commodity Intelligence Services, awal Oktober, tarif listrik bahkan lebih tinggi 740 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, produsen kaca harus tetap menjaga suhu tinggi pada tungku mereka untuk melelehkan bahan baku. Di tengah tarif listrik yang tinggi, mereka tidak dapat menghentikan proses produksinya.
CEO Asosiasi Perdagangan Kaca Inggris Dave Dalton mengatakan pemerintah perlu mengambil tindakan cepat untuk memastikan situasi tidak semakin memburuk. Asosiasinya telah meminta pemerintah untuk membantu biaya untuk mengakses listrik.
Tarif listrik yang tinggi dapat memaksa industri untuk menutup usahanya dalam periode yang lebih panjang. Kondisi ini dapat merusak usaha kecil dan pasokan besi Inggris, termasuk tenaga kerjanya.