Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.110 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (18/10). Mata uang Garuda melemah 35 poin atau 0,25 persen dari Rp14.075 per dolar AS pada Jumat (15/10).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.096 per dolar AS atau melemah dari Rp14.084 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Rupiah melemah bersama won Korea Selatan minus 0,46 persen, ringgit Malaysia minus 0,26 persen, peso Filipina minus 0,25 persen, dolar Singapura minus 0,17 persen, baht Thailand minus 0,16 persen, yen Jepang minus 0,11 persen, dolar Hong Kong minus 0,03 persen, dan rupee India minus 0,03 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya yuan China yang menguat 0,03 persen dari dolar AS. Sedangkan mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah. Dolar Australia melemah 0,4 persen, rubel Rusia minus 0,37 persen, franc Swiss minus 0,34 persen, dolar Kanada minus 0,27 persen, poundsterling Inggris minus 0,18 persen, dan euro Eropa minus 0,13 persen.
Senior Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah pada hari ini terjadi karena faktor teknikal. Pasalnya, dolar AS telah melemah dalam beberapa hari terakhir, sehingga mulai kembali menguat dan melemahkan posisi mata uang Garuda.
"Saya kira hanya rebound teknis dari dolar AS saja, setelah penguatan rupiah akhir-akhir ini," ucap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Kendati begitu, Lukman melihat rupiah masih punya peluang untuk berbalik menguat ke depan. Sebab, masih ada sentimen kenaikan harga komoditas di pasar internasional yang dapat kembali mendorong penguatan rupiah ke depan.