Wakatobi, Boba dan Rumput Laut Nelayan Jumali

Tiara Sutari | CNN Indonesia
Kamis, 21 Okt 2021 07:13 WIB
Nelayan di Wakatobi membudidayakan rumput laut yang bisa dijadikan pangan olahan, salah satunya adalah boba. KKP mendukung komoditas ini bisa diekspor.
Nelayan di Wakatobi membudidayakan rumput laut yang bisa dijadikan pangan olahan, salah satunya adalah boba. KKP mendukung komoditas ini bisa diekspor. Ilustrasi. (KKP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Terik matahari tak menyurutkan Jumali untuk melaut pada suatu siang Oktober ini . Di kampungnya di Wangi Wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, nelayan itu terus memompa semangatnya demi panen rumput laut yang ditanamnya lebih dari sebulan lalu.

Jumali adalah satu dari sekian banyak pembudidaya atau petani rumput laut di daerah itu. Sudah sejak 1995, Jumali yang kini genap berusia 53 tahun melepas mimpinya untuk bertani atau menjadi nelayan mengikuti jejak ayahnya.

Tuntutan hidup dan tangkapan yang tak seberapa saat menjadi nelayan, atau panen jagung dan padi yang gagal memaksanya memutar otak untuk mencari cara lainnya bertahan hidup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ikan juga tidak banyak yang bisa ditangkap, apalagi sekarang. Jadi petani apalagi, gagal terus," kata Jumali saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui telepon beberapa waktu lalu.

Jumali kemudian fokus menanam dan mengolah sebagian hasil panen rumput lautnya. Semula dia hanya menanam di satu lahan dengan ukuran kurang dari satu hektar. Seiring berjalannya waktu, dia mencoba memperluas lahan tanam rumput lautnya, bekerja sama dengan petani lain.

Jumali biasanya menjual hasil panennya dalam bentuk kering.

Untuk satu kilogram, biasa dihargai para pengepul hingga Rp7.000. Per tahunnya Jumali mengaku bisa memanen rumput laut hingga tiga sampai empat ton. Dari hasil itu dia bisa menyekolahkan anak sulungnya hingga ke tingkat sarjana, sedangkan anak kedua dan ketiganya masih di bangku sekolah SMA dan SMP.

Rumput laut di Wakatobi secara umum dijual kering ke pengepul, sedangkan sebagian hasilnya juga dibuat olahan makanan lain. Para ibu yang suaminya berprofesi sebagai petani rumput laut biasanya membuat berbagai olahan makanan yang bisa dijajakan ke kota atau ke warga sekitar. Paling banyak rumput laut diolah menjadi keripik, minuman, hingga mie kenyal.

"Tapi enggak banyak, karena pengolahannya masih tradisional. Yang paling laku kalau di sini itu jenis mie, kita buat mie dari rumput laut orang kaya di kota itu suka," kata Jumali.

Mie dari rumput laut dan minuman memang banyak diminati. Apalagi makanan ini diklaim sebagai panganan sehat dan kaya serat.

Boba yang terbuat dari rumput laut jenis anggur laut (KKP)
Boba yang terbuat dari rumput laut jenis anggur laut /Foto(KKP)

Boba dari Rumput Laut

Namun tak hanya mie dari kampung Jumali. Teranyar, Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) bersama Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), membuat inovasi rumput laut sebagai olahan boba yang biasanya terbuat dari tapioka.

Nurhayati, salah satu tim peneliti mengatakan, boba ini terbuat dari rumput laut jenis caulerpa sp, atau dikenal juga dengan nama anggur laut.

Melalui tes dan penelitian yang dilakukan, boba dari anggur laut ini berpotensi mengganti boba dari tepung tapioka karena kandungan gizinya yang lengkap.

"Penggunaan anggur laut pada pembuatan boba dapat menghasilkan boba yang sehat dan bernutrisi, karena caulerpa kaya nutrisi seperti protein, serat pangan, asam amino, asam lemak omega 3, 6 dan 9, serta mineral," kata Nurhayati.

Tak hanya itu, Nurhayati juga menyebut inovasi pembuatan boba rumput laut bisa mengatasi kelemahan anggur laut yang memiliki daya simpan pendek. Apalagi masyarakat pesisir selama ini hanya menggunakan anggur laut sebagai pengganti lauk, salah satunya dibuat urap.

"Mereka hanya memakan anggur laut buat urap saja, sisanya ya tidak digunakan karena umur simpannya pendek. Melalui inovasi boba ini bisa lebih tahan lama dan variasi juga," kata dia.

Nurhayati juga menyebut, pengolahan caulerpa sp menjadi boba tidak menghilangkan kekhasan rumput laut itu sendiri. Alih-alih itu, boba ini tetap menjaga citra, aroma, rasa, kualitas nutrisi, serta bentuk dan tekstur yang tetap segar, namun dapat disimpan dan siap digunakan sebagai salah satu topping bagi minuman boba.

Beragam keunggulan dari boba anggur laut diklaim Nurhayati mengandung sumber protein nabati kurang lebih 17-27 persen, antioksidan yang tinggi, karena mengandung vitamin yang lengkap seperti vitamin A, B2, B3, B12, C, dan E, serta mengandung asam amino.

Tak hanya itu, boba anggur laut juga mengandung sumber mineral, seperti kalsium, kalium, magnesium, zat besi, mangan dan zinc, serta mengandung serat makanan tak larut air untuk membantu pencegahan kanker usus besar, sembelit dan ambeien.

"Dan tentunya memiliki kadar lemak rendah sehingga aman untuk Anda yang menjalankan diet," kata dia.

Meski demikian, inovasi pembuatan boba dari jenis anggur laut ini memang belum disampaikan secara luas ke masyarakat.

Dia berharap dengan inovasi ini masyarakat, khususnya para petani rumput laut bisa mengolah hasil panen mereka menjadi makanan sehat yang bisa diekspor sehingga meningkatkan perekonomian warga pesisir.

"Kalau sudah sampai ke masyarakat, petani tak usah lagi menjual rumput laut kering yang harganya tidak terlalu mahal. Bisa langsung ekspor olahan, seperti boba ini. Pasti keuntungannya lebih besar," kata dia.

Dukungan KKP untuk Ekspor

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER