Digitalisasi UMKM, Paksaan Pandemi Covid-19 yang Berbuah Cuan

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Selasa, 26 Okt 2021 09:30 WIB
Putri Kartika (27 tahun) tidak pernah menyangka bahwa pandemi covid-19 membuatnya berhasil memulai bisnis kue penghasil cuan yang dipasarkan secara digital.
Tokopedia merupakan salah satu marketplace yang terus berinovasi untuk menjadi jembatan bagi lebih banyak UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Ilustrasi. (Gojek).

Jembatan UMKM

Kisah sukses Putri dan Sarah, rupanya hanya sebagian kecil dari jutaan UMKM yang kini telah masuk ke ekosistem digital. Sebab, GoTo alias kolaborasi Gojek-Tokopedia mencatat ada lebih dari 4 juta UKM baru yang bergabung di Gojek, Tokopedia, dan GoTo selama pandemi.

"Ada lebih dari 4 juta mitra baru yang tergabung dalam ekosistem GoTo dan 86 persen di antaranya adalah pengusaha baru," ungkap CEO sekaligus Founder Tokopedia William Tanuwijaya.

CEO Grup GoTo Andre Sulistyo mengatakan ada beberapa hal yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan skala usaha UMKM dan menambah pelaku UMKM ke ekosistem digital. Misalnya, membuka kelas bisnis #BangkitBersama, GoTo UMKM Center di Solo Technopark, hingga mengoperasikan fitur TokoCabang,

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami lihat digitalisasi punya peran penting mengubah usaha offline yang tidak bisa buka karena pandemi bisa dijembatani. Kami pun terus berinovasi supaya bisa jadi jembatan agar lebih banyak UMKM yang bisa masuk ke ekosistem digital," ucap Andre.

Sementara, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mencatat jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem digital sejatinya lebih banyak, yaitu mencapai 15,9 juta di seluruh Indonesia sampai tahun ini.

"Angka ini naik 100 persen jika dibandingkan sebelum pandemi yang masih di angka 8 juta UMKM," kata Teten.

Ia menilai hal ini merupakan cermin bahwa pandemi rupanya memberikan sedikit berkah bagi pelaku usaha kecil. Sebab, mereka mau tidak mau harus beradaptasi dan go digital.

Pemerintah pun turut mendukung langkah go digital ini, misalnya dengan memberikan pendampingan mengenai kurasi kemasan produk, memberikan laboratorium UMKM yang bergerak di bidang fesyen, kuliner, hingga mekanik. Targetnya, ia ingin ada 30 juta UMKM yang masuk ekosistem digital pada 2024.

"Saat ini tren pasar dinamis dan sangat cepat, makanya harus ada pendampingan kepada UMKM agar bisa beradaptasi, inovasi produk, dan transformasi ke digital," imbuhnya.

Bila target tercapai, Teten yakin sumbangan ekonomi dari sektor UMKM tidak main-main, bahkan bisa memperbesar kontribusi mereka yang kini sebenarnya sudah menjadi 'tulang punggung' perekonomian Indonesia. Kontribusi ini tidak hanya dari segi nilai ekonomi, tapi juga penyediaan lapangan kerja informal bagi masyarakat.

Kendati begitu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan kisah sukses para UMKM menjajal pemasaran digital ini rupanya masih menyisakan kemirisan. Pasalnya, 15,9 juta pelaku UMKM yang masuk platform digital sejatinya baru 24,9 persen dari total UMKM di Indonesia yang mencapai 65 juta.

"Ternyata baru 24 persen yang menggunakan e-commerce untuk menjual produk dan ini pun banyak berasal dari masyarakat menengah ke atas. Sementara pelaku UMKM yang menengah ke bawah cuma 1 persen yang memanfaatkan e-commerce," ungkap Bhima.

Hal ini, katanya, menandakan bahwa euforia digitalisasi UMKM saat ini rupanya belum berjalan secara inklusif. Padahal, digitalisasi diharapkan bisa membuat UMKM 'naik kelas'.

Untuk itu, ia menilai pemerintah perlu segera memberikan kebijakan yang lebih riil agar bisa membuat UMKM benar-benar go digital. Hal ini perlu dilakukan karena sejumlah studi menyebutkan potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar.

Pada 2025 misalnya, potensi ekonomi digital Indonesia diramal mencapai US$124 miliar atau setara Rp1.754 triliun (kurs Rp14.150 per dolar AS). Potensi tersebut meningkat tiga kali lipat dari realisasi pada 2020 sekitar US$44 miliar atau Rp622,6 triliun.

"Tapi syaratnya perlu pengembangan ekonomi digital yang lebih inklusif," pungkasnya.



(sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER