Arab Minta Investor Bangun Kantor Pusat di Saudi Sebelum 2024

CNN Indonesia
Jumat, 29 Okt 2021 07:00 WIB
Arab Saudi mengultimatum para perusahaan asing untuk mendirikan kantor pusat di negaranya sebelum 2024.
Arab Saudi mengultimatum para perusahaan asing untuk mendirikan kantor pusat di negaranya sebelum 2024. (AFP/Ian Timberlake)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Arab Saudi mengultimatum para perusahaan asing dan investor yang mau berinvestasi di negara merek untuk mendirikan kantor pusat di negaranya sebelum 2024. Nantinya, pemerintah setempat akan memberikan lisensi operasional kepada perusahaan yang mau memenuhi komitmen tersebut.

Saat ini, sudah ada 44 perusahaan asing yang sudah diberi lisensi operasional karena berkomitmen mendirikan kantor pusat. Namun, mereka belum mengungkap siapa saja mereka.

"Ada 44 perusahaan dari berbagai sektor dan negara telah menandatangani perjanjian untuk pindah (kantor pusat regional mereka) dan telah memperoleh izin akhir," ungkap Menteri Investasi Khalid al-Falih seperti dilansir dari AFP, Kamis (28/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, pemerintah ingin jumlah perusahaan asing yang mendapat lisensi terus bertambah ke depan. Sebab, kehadiran mereka bisa turut menambah lapangan kerja di negara kaya minyak itu.

"Kita targetkan jangka pendek bisa mencapai 400-500 perusahaan, tapi tidak ada batasannya," ucapnya.

Tak hanya memberi lisensi, pemerintah juga akan memberikan insentif bebas pajak kepada perusahaan terlisensi selama 50 tahun. Insentif ini tak segan diberikan karena menurut hitungan pemerintah, kehadiran para perusahaan asing bisa memberi potensi ekonomi mencapai US$45 miliar atau setara Rp639 triliun (kurs Rp14.200 per dolar AS).

Di sisi lain, kebijakan Arab Saudi ini dinilai sengaja diberlakukan untuk menyaingi perkembangan bisnis negara tetangganya, Uni Emirat Arab (UEA). Sebab, UEA telah mendominasi perkembangan bisnis di kawasan Timur Tengah karena para perusahaan asing memiliki kantor pusat di Dubai.

"Kalau ada kompetisi, itu kompetisi kreatif yang menguntungkan kedua belah pihak. Semua akan diuntungkan dengan pertumbuhan dan keterbukaan," tuturnya.

Namun, Falih menyatakan kebijakan pada dasarnya lebih bertujuan untuk integrasi ketimbang kompetisi. Pasalnya, kebijakan akan tetap memberikan manfaat ekonomi kepada negara-negara tetangga Arab Saudi, termasuk UEA.

[Gambas:Video CNN]



(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER