Mantan komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Peter F. Gontha menilai bahwa Asosiasi Pilot Garuda (APG) menjadi kendala dalam proses restrukturisasi maskapai penerbangan nasional. Padahal, restrukturisasi dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan.
"Perserikatan Asosiasi Pilot Garuda merupakan salah satu kendala dalam merestrukturisasi perusahaan penerbangan nasional kita," ungkap Peter melalui unggahan di Instagram pribadinya, Kamis (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNNIndonesia.com telah dapat izin dari Peter untuk mengutip pernyataannya tersebut. Peter menjelaskan mereka menjadi kendala restrukturisasi perusahaan karena tidak mau sedikit pun mengurangi hak-hak karyawannya di tengah proses perbaikan kinerja keuangan perusahaan. Bahkan, mereka juga tidak mau 'berbagi beban' di tengah pandemi covid-19.
Padahal, sudah jadi informasi publik bahwa kinerja keuangan Garuda Indonesia semakin terpuruk akibat pandemi. Sebab, maskapai tidak bisa terbang di tengah kebijakan PPKM dari pemerintah.
"Mereka sama sekali tidak mau menurunkan hak mereka selama pandemi," imbuhnya.
Kendati begitu, menurut Peter, sikap APG akan menjadi bumerang bagi mereka sendiri karena kinerja keuangan perusahaan akan terus terpuruk bila gagal melakukan restrukturisasi.
"Semoga mereka menyadarainya. Sekarang mereka pun akan menanggung akibatnya," tuturnya.
Sementara Presiden APG Donny Kusmanagri yang dikonfirmasi CNNIndonesia.com membantah tudingan tersebut. Menurutnya, para pilot justru memahami kondisi perusahaan dan memberikan dukungan pada proses penyelamatan Garuda.
"Pilot Garuda lndonesia sudah menjalankan pengurangan penghasilan sebesar 50 persen dengan teknis pelaksanaan yang sudah disepakati dan masih berjalan hingga saat ini sebagai bentuk pengorbanan dalam upaya penyelamatan Garuda lndonesia," kata Donny.
Di sisi lain, ia menyayangkan pernyataan dari pihak mana pun di ruang publik yang menyudutkan seluruh karyawan Garuda, termasuk pilot.
"Seharusnya saat ini seluruh elemen karyawan Garuda lndonesia saling bersatu dan mendukung untuk memastikan keberlangsungan dengan tetap fokus dalam upaya yang lebih besar yaitu penyelamatan lndonesia sebagai flag carrier lndonesia," ucapnya.
Lihat Juga : |
Seperti diketahui, saat ini emiten berkode GIAA itu tengah menjalankan proses restrukturisasi keuangan. Salah satunya dilakukan dengan melakukan negosiasi dengan sejumlah kreditur (lessor) agar bisa menunda pembayaran utang perusahaan.
Tercatat, utang perusahaan berkisar Rp70 triliun sampai semester I 2021. Namun, sekitar Rp12,8 triliun di antaranya telah mendapat keringanan utang dari 11 kreditur.
Tingginya beban utang dan panjangnya proses restrukturisasi Garuda saat ini sempat memunculkan wacana bahwa operasional maskapai pelat merah itu akan digantikan oleh PT Pelita Air Service (PAS) ke depan.
Seperti diketahui, saat ini emiten berkode GIAA itu tengah menjalankan proses restrukturisasi keuangan. Salah satunya dilakukan dengan melakukan negosiasi dengan sejumlah kreditur (lessor) agar bisa menunda pembayaran utang perusahaan.
Tercatat, utang perusahaan berkisar Rp70 triliun sampai semester I 2021. Namun, sekitar Rp12,8 triliun di antaranya telah mendapat keringanan utang dari 11 kreditur.
Tingginya beban utang dan panjangnya proses restrukturisasi Garuda saat ini sempat memunculkan wacana bahwa operasional maskapai pelat merah itu akan digantikan oleh PT Pelita Air Service (PAS) ke depan.