Kementerian BUMN mendukung penuh langkah mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Peter Gontha membongkar dugaan ketidakberesan penyewaan pesawat Garuda Indonesia. Bahkan mereka mendukung kalau Peter menyerahkan data ketidakberesan itu ke KPK.
"Kami sangat mendukung, kalau benar Pak Peter Gontha sudah menyerahkan data mengenai penyewaan pesawat ke KPK," kata Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam keterangan yang diterima, Senin (1/11).
Tak hanya Peter, Arya mengatakan pihaknya juga mendorong KPK segera memeriksa seluruh mantan komisaris dan direksi Garuda terdahulu agar dugaan ketidakberesan itu bisa diungkap. Ini dilakukan untuk mengetahui alasan dibalik penyewaan pesawat yang dilakukan oleh perusahaan beberapa tahun silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Peter Gontha ikut serta dalam pemberian persetujuan atas penyewaan pesawat bagi Garuda. Ia pun mengatakan hampir dalam seluruh proses penyewaan pesawat Garuda, Peter terlibat dalam penandatanganan penyewaan pesawat.
Arya pun menegaskan jika para eks pimpinan terdahulu yang terlibat dalam penyewaan pesawat diperiksa, maka akan terlihat jelas fakta yang terjadi sebenarnya. Ia yakin Peter dapat menjelaskan masalah penyewaan pesawat ini.
Sebelumnya Peter Gontha membeberkan sejumlah pernyataan seperti alasan dirinya dipecat dari posisi Komisaris Garuda Indonesia, iuran misterius, dan lessor diberi harga sewa pesawat selangit.
Terkait lessor, ia mengatakan perusahaan leasing memberikan kredit yang semena-mena kepada maskapai pelat merah ini. Selain itu, harga penyewaan pesawat diakui sangat tinggi.
Dalam catatannya, salah satu biaya pesawat tertinggi ialah Boeing 777 dengan nilai US$1,4 juta per bulan atau setara Rp19,84 miliar (kurs Rp14.172 per dolar AS). Padahal seharusnya rata-rata harga sewa pesawat hanya sebesar US$750 ribu per bulan.
Selain itu, terkait kemungkinan Garuda bangkrut ia menilai tidak perlu sedih menanggapi hal tersebut. Sebab sejumlah maskapai internasional juga pernah mengalami hal serupa, bahkan menurutnya Malaysia Airlines pernah 3 kali dibangkrutkan.
Ia pun menambahkan Garuda masih dapat didirikan kembali dengan nama dan logo yang sama, meski berbeda nama perusahaannya.