Thai Airways International Pcl akan menjual 42 pesawat dan memangkas hampir sepertiga tenaga kerja. Hal ini bagian dari rencana untuk mengurangi armada dan memangkas biaya.
Mengutip Reuters, Selasa (2/11), Thai Airways sedang melakukan restrukturisasi. Arus kas keuangan perusahaan sudah terganggu sejak lama, bahkan sebelum pandemi.
Piyasvasti Maranand selaku pemimpin upaya restrukturisasi Thai Airways mengatakan pesawat yang akan dijual sudah tua dan tidak hemat energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah penjualan, perusahaan hanya akan memiliki 58 pesawat. Sementara, 16 jet yang disewa akan dikembalikan.
Thai Airways diketahui telah merugi sejak 2012. Piyasvasti mengatakan perusahaan berencana menambah lebih banyak penerbangan, khususnya dari Eropa selama beberapa bulan ke depan.
Sementara, Thai Airways akan mengurangi jumlah pekerja dari 21.300 menjadi 14.500 pada Desember 2022.
Selain itu, perusahaan juga akan meneken perjanjian kredit sebesar 25 miliar baht atau US$749,18 juta dengan lembaga keuangan tahun depan. Hal ini untuk membantu arus kas keuangan Thai Airways.
Sebagai informasi, Thai Airways membukukan laba bersih sebesar 11,1 miliar baht atau US$332,63 juta sepanjang semester I 2021. Angka itu berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu, di mana perusahaan merugi 28 miliar baht.