BRT Semarang, Solusi Transportasi Publik untuk Dampak Perubahan Iklim

SMI | CNN Indonesia
Rabu, 03 Nov 2021 16:00 WIB
PT SMI mendukung pembiayaan infrastruktur untuk transportasi ramah lingkungan guna menekan dampak perubahan iklim.
PT SMI mendukung pembiayaan infrastruktur untuk transportasi ramah lingkungan guna menekan dampak perubahan iklim. (Foto: Arsip PT SMI)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau PT SMI mendukung pembiayaan infrastruktur transportasi ramah lingkungan sebagai upaya menekan laju perubahan iklim.

Salah satunya melalui pengembangan sistem Bus Rapid Transit (BRT) yang terpadu dan berkelanjutan di Kota Semarang. Kegiatan pengembangan proyek BRT Semarang dibiayai oleh dana hibah yang berasal dari Green Climate Fund (GCF) dan Bank Dunia yang penyalurannya dilakukan melalui PT SMI.

GCF merupakan entitas di bawah United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang dibentuk pada 2010 dengan tujuan untuk mendukung proyek mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pada negara-negara berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

GCF melakukan investasi pada bidang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui organisasi-organisasi mitra GCF, yang disebut sebagai Direct Accredited Entity (DAE) atau entitas terakreditasi GCF. Di Indonesia, PT SMI merupakan satu-satunya entitas yang telah terakreditasi GCF.

Menyandang status terakreditasi GCF, PT SMI mendapatkan keleluasaan untuk berkoordinasi dan menyampaikan usulan program atau proyek secara langsung kepada badan pendanaan GCF.

Status terakreditasi tersebut juga membuka jalan bagi Indonesia untuk memanfaatkan dana iklim global untuk membiayai kegiatan mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim, terutama dalam mengejar target pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.

Rencananya, koridor BRT Semarang akan dikembangkan sepanjang 13 kilometer dengan 27 halte, dan melayani 23 trayek angkutan. Demi menekan emisi, maka infrastruktur sistem BRT Semarang dikembangkan secara terintegrasi dengan sistem transportasi lainnya, termasuk kendaraan tidak bermotor.

Direktur Utama PT SMI, Edwin Syahruzad, mengatakan bahwa PT SMI sangat mendukung target pemerintah dalam hal pengurangan emisi.

"PT SMI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah koordinasi Kementerian Keuangan, memiliki peran sebagai katalis dalam pembangunan di Indonesia. Melalui pilar bisnis kami, yaitu Pembiayaan dan Investasi, Jasa Konsultasi, serta Pengembangan Proyek, kami sangat siap membantu Pemerintah Daerah untuk mendukung target pemerintah, khususnya transisi energi," katanya.

Dia juga menambahkan PT SMI pun dapat membantu memberikan bantuan teknis (Technical Assistance) atau bantuan channeling pendanaan kepada para donor ataupun filantropi melalui platform SDG Indonesia One (SIO) dan fasilitas lainnya seperti GCF.

Mengurangi Emisi 

Sektor transportasi darat memiliki kontribusi besar bagi emisi gas rumah kaca. Dengan pendanaan BRT Semarang yang lebih hijau, diharapkan proyek ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di Indonesia.

Saat ini, kegiatan penyiapan proyek BRT Semarang sedang dalam tahap finalisasi detailed engineering design dan kajian dampak lalu lintas, setelah penyusunan studi kelayakan dan juga kajian dampak lingkungan dan sosial diselesaikan pada 2020.

Proyek ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp1,4 triliun, yang terdiri dari Rp498 miliar untuk prasarana dan Rp960 miliar untuk sarana. Diharapkan proyek ini dapat memberikan manfaat berupa peningkatan jumlah masyarakat pengguna sampai dengan 142 ribu penumpang/hari dan pengurangan emisi sebanyak 34 ribu ton CO2.

(asa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER