Pengusaha Minta Pemerintah Jaga Kualitas Tes PCR saat Harga Turun

CNN Indonesia
Kamis, 04 Nov 2021 05:48 WIB
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai pemerintah belum mengambil kebijakan mengenai kualitas standar dalam tes PCR yang dilakukan rumah sakit.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai pemerintah belum mengambil kebijakan mengenai kualitas standar dalam tes PCR yang dilakukan rumah sakit. Ilustrasi. (CNN Indonesia / Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) meminta pemerintah mempertimbangkan kualitas tes PCR di tengah penurunan harga.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan, Vokasi, dan Kesehatan BPP Hipmi Sari Pramono mengungkapkan kualitas tes PCR harus dijaga karena menyangkut hidup banyak orang.

Tes PCR, kata Sari, mendeteksi orang yang terpapar covid-10 dan menjamin aktivitas sosial tetap sehat. Menurut Sari, pemerintah belum mengambil kebijakan mengenai kualitas standar dalam tes PCR yang dilakukan klinik atau rumah sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlu ada balancing, harus dengar dari sisi pemerintah. Pengujian tes PCR di laboratorium menggunakan banyak komponen seperti reagen, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang harganya mahal dan harus impor," ungkap Sari dalam keterangan resmi, Rabu (3/11).

Belum lagi, butuh biaya besar untuk mengoperasikan laboratorium. Pasalnya, butuh tenaga ahli yang mumpuni untuk menjalan operasional laboratorium.

"Jangan sampai harga turun tapi teknis operasional jadi sembarangan demi mengejar harga yang ditetapkan pemerintah," ujar Sari.

Oleh karena itu, Sari meminta pemerintah membuat prosedur operasi standar atau standard operating procedure (SOP) yang baku agar teknis di lapangan berjalan dengan baik.

Selain itu, Sari mengatakan urusan limbah agar virus tak tersebar secara tak sengaja bagi pengusaha sektor kesehatan juga menjadi beban tersendiri. Komponen itu turut mempengaruhi harga tes PCR.

"Perlu diperhatikan mengenai harga tersebut apakah laboratorium-laboratorium di dalam prosesnya menjalankan sesuai dengan ketetapan pemerintah, seperti penetapan standardisasi dan proses monitoring evaluasi terhadap sebuah laboratorium PCR," papar Sari.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan penurunan harga tes PCR menjadi Rp300 ribu di wilayah luar Jawa-Bali dan Rp275 ribu untuk wilayah Jawa-Bali.

Hal ini diputuskan setelah masyarakat protes soal kewajiban tes PCR untuk bepergian ke Jawa-Bali menggunakan transportasi udara. Namun, aturan ini sudah diubah, sehingga masyarakat cukup menunjukkan hasil rapid test antigen ke depannya.

[Gambas:Video CNN]



(aud/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER