Harga Pangan Dunia Melonjak 30 Persen Setahun Terakhir

CNN Indonesia
Senin, 08 Nov 2021 20:33 WIB
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencatat indeks harga pangan naik lebih dari 30 persen setahun terakhir seiring naiknya permintaan dan ketatnya pasokan.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencatat indeks harga pangan naik lebih dari 30 persen setahun terakhir seiring naiknya permintaan dan ketatnya pasokan. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencatat harga pangan dunia melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Kenaikan didorong oleh kuatnya permintaan di tengah panen yang lesu.

Berdasarkan indeks FAO yang dikutip dari CNN Business, harga pangan global Oktober 2021 naik 3 persen dibandingkan September 2021, tertinggi sejak Juli 2011. Selama setahun terakhir, indeks menanjak lebih dari 30 persen.

Peningkatan harga pangan global pada bulan lalu terutama didorong oleh harga minyak sayur dan gandum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat, harga gandum naik 5 persen karena berkurangnya panen dari eksportir utama termasuk Kanada, Rusia dan Amerika Serikat. Selain gandum, harga beras dan jagung juga meningkat.

Peningkatan harga juga dialami oleh minyak nabati sebesar 9,6 persen mulai dari minyak sawit, kedelai, bunga matahari dan minyak lobak. Lonjakan terjadi di tengah kekhawatiran tentang produksi yang lemah di Malaysia karena kekurangan pekerja migran.

Sementara itu, pasokan dan harga makanan berada di bawah tekanan dari cuaca ekstrem, rantai pasokan yang kacau, kekurangan pekerja dan kenaikan biaya.
Supermarket di beberapa negara ekonomi utama tengah berjuang untuk menjaga agar rak mereka tetap terisi penuh pada titik-titik selama pandemi.

Di Inggris, di mana kekurangan pekerja diperburuk oleh Brexit, gerai makanan cepat saji terpaksa menghapus item menu populer karena kekurangan.

Kemudian, di China, muncul pemberitaan terkait penimbunan makanan yang memicu panic buying di kalangan masyarakat. Pemberitahuan itu memerintahkan pihak berwenang setempat untuk memastikan bahwa warganya memiliki "persediaan yang memadai" pada musim dingin tahun ini dan menjaga harga makanan tetap stabil.

Kenaikan harga komoditas pangan menyebabkan biaya yang lebih tinggi untuk perusahaan barang konsumsi, seperti Unilever (UL), Kraft Heinz (KHC) dan Mondelez (MDLZ).

Di sisi lain, penurunan permintaan babi di China menekan indeks harga daging FAO untuk tiga bulan berturut-turut. Lebih lanjut, harga gula global merosot setelah naik selama enam bulan berturut-turut.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER