Kelab Malam di Bali dan Bandung Disebut Banyak Langgar Prokes

CNN Indonesia
Senin, 08 Nov 2021 15:49 WIB
Pemerintah menemukan banyak pelanggaran prokes yang dilakukan oleh pengelola kub malam, resto dan wisata di Bali dan Bandung selama PPKM dilonggarkan.
Pemerintah menemukan banyak pelanggaran prokes yang dilakukan oleh pengelola kub malam, resto dan wisata di Bali dan Bandung selama PPKM dilonggarkan. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah menemukan banyak pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan oleh sejumlah pengelola restoran dan kelab malam di Bali. Temuan itu disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan dalam jumpa pers Hasil Rapat Terbatas Evaluasi PPKM pada Senin (8/11).

Luhut mengatakan pelanggaran itu dilakukan dalam beberapa bentuk. Pertama, tidak ada penerapan physical distancing dan peringatan dari pengelola.

Kedua, tidak ada paksaan penerapan scan QR code dengan Aplikasi PeduliLindungi bagi pengunjung. Luhut mengatakan pelanggaran juga tidak hanya terjadi di Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelanggaran juga banyak dilakukan oleh para pengelola klub malam dan wisata di Bandung. Menurutnya, banyak pengelola klub malam yang beroperasi di luar ketentuan, melebihi kapasitas maksimal, mengabaikan pengisian PeduliLindung.

"Mereka juga banyak yang mengelabui petugas dengan memisahkan parkir mobil, hingga tidak boleh pengunjung mengambil gambar," katanya.

Luhut mengatakan ketaatan itu berbeda jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh pengelola pusat perbelanjaan.

"Dalam penelusuran kami, prokes dilakukan dengan baik di mal dan PeduliLindungi diterapkan dengan ketat. Semua masyarakat masuk dengan masker dan jam operasi sesuai aturan," katanya.

Karena masalah itulah, Luhut mengatakan pemerintah telah meminta kepada pemerintah daerah untuk bertindak tegas dalam menangani pelanggaran tersebut.

"Saya minta tindakan tegas kalau ada pelanggaran. Kami paham, kita semua bosan. Tapi bagaimana pun kita harus hati-hati karena kami tidak ingin masuk gelombang 3," katanya.

[Gambas:Video CNN]



(aud/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER