Kementerian PUPR mengebut pengerjaan proyek pembangunan Rumah Sakit (RS) Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang sempat mangkrak sejak 2015 lalu. Proyek itu mereka targetkan rampung April 2022.
Kepala BPPW Sulawesi Selatan Ditjen Cipta Karya Ahmad Asiri mengatakan bahwa proyek tersebut sebenarnya telah digarap sejak 2011 dalam beberapa tahap. Namun demikian, dalam satu dekade terakhir pembangunan tak kunjung terselesaikan.
"Hingga akhirnya berdasarkan Perpres 43 (Tahun 2019), Kementerian PUPR mendapatkan penugasan dari Presiden untuk melaksanakan renovasi terhadap bangunan-bangunan perguruan tinggi yang mangkrak. Pembangunan kemudian dilanjutkan 2020," kata Asiri kepada wartawan di lokasi, Selasa (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dalam beleid itu, kementerian diberikan tugas dan kewenangan untuk melakukan pembangunan, rehabilitasi, atau renovasi sejumlah fasilitas seperti pasar rakyat, prasarana perguruan tinggi, perguruan tinggi keagamaan Islam, serta satuan pendidikan dasar dan menengah.
Proyek itu, kata dia, semula digarap oleh PT Waskita Karya pada 2011 lalu. Kemudian tahap kedua dimulai 2013, dengan kontraktor pelaksana PT Waskita Karya. Pembangunan tahap ketiga berlanjut pada tahun 2015, dengan pelaksana PT Jasa Bakti Nusantara.
Kini, proyek tersebut ditangani oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk hingga setahun mendatang. Pelaksanaan proyek dipatok dalam 525 hari kerja.
"Kami mulai 23 November 2020 dan Insyaallah di 25 April 2022 kita akan melakukan serah terima," jelasnya.
Pembiayaan proyek melalui APBN ini pun sempat terkendala dan membengkak. Semula, proyek yang mulai digarap Kementerian PUPR ini dicatat akan mengeruk anggaran Rp133,9 miliar. Namun demikian, terdapat addendum atau biaya tambahan hingga nilai proyek menjadi Rp147,3 miliar.
Kementerian juga menggunakan jasa Konsultan Manajemen Konstruksi melalui PT Genta Prima Pertiwi dengan nilai kontrak Rp1,5 miliar serta Konsultan Pengawasan Berkala yang dilakukan oleh PT Dana Consultant dengan anggaran Rp487 juta.
Ia pun mengatakan bahwa penggarapan proyek tersebut tak akan mangkrak seperti sebelumnya. Kementerian, hingga 9 November kemarin mengklaim sudah merampungkan pengerjaan proyek hingga 80 persen.
Selain itu, kata dia, pengawasan terhadap penggunaan anggaran proyek pun dipantau oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) agar tak ada penyalahgunaan anggaran selama pembangunan berlangsung.
Terpisah, Wakil Rektor IV (Bid. Kerjasama dan pengembangan Lembaga) UIN Alauddin Makassar Kamaluddin Abunawas mengatakan bahwa fasilitas rumah sakit tersebut dibutuhkan universitas untuk memperoleh akreditasi.
Sehingga, kata dia, program-program pendidikan yang dirancang oleh fakultas nantinya dapat berlangsung tanpa hambatan. Selain itu, fasilitas kesehatan tersebut diklaim dapat membantu masyarakat di Kota Makassar.
"Sebab salah satu prodi yang paling banyak peminat di UIN Alauddin Makassar adalah Kedokteran. Namun dari ribuan pendaftar yang diterima hanya 50 orang. Itulah kepentingan kami kenapa ini harus dipercepat pembangunannya, karena terkait dengan akreditasi," ucap dia.
Universitas, kata dia, berharap agar penyelesaian pembangunan rumah sakit tersebut tidak mundur lagi dari jadwal. Sehingga, proses pengadaan alat-alat kesehatan untuk menunjang rumah sakit pun dapat dilanjutkan.
Saat melakukan peninjauan, tampilan luar dari rumah sakit megah di pusat Kota Makassar ini terlihat sudah dirampungkan. Setiap lantai dan eksterior dari gedung sudah terlihat.
Namun demikian, bagian dalam rumah sakit terlihat belum seutuhnya rampung. Masih banyak bagian-bagian lantai yang belum dilapisi ubin. Selain itu, terdapat sejumlah instalasi untuk keperluan fasilitas rumah sakit yang belum terpasang.
Total terdapat sembilan lantai yang akan beroperasi di rumah sakit tersebut. Mereka akan dapat menampung 263 bed atau tempat tidur di sejumlah fasilitas perawatan yang disediakan.
(mjo/agt)