Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden akan melanjutkan kebijakan larangan bagi perusahaan negaranya untuk berinvestasi di sejumlah korporasi yang dianggap dimiliki atau dikendalikan oleh militer China.
Rencana melanjutkan kebijakan yang pernah dilaksanakan oleh Donald Trump sejak November 2020 itu disampaikan Biden dalam sebuah surat yang ia kirimkan ke Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
"China semakin mengeksploitasi modal Amerika Serikat untuk sumber daya dan memungkinkan pengembangan dan modernisasi militer, intelijen, dan aparat keamanan lainnya, yang terus memudahkan mereka untuk secara langsung mengancam tanah air kita dan pasukan Amerika Serikat di luar negeri," Biden seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dalam perpanjangan ini, Biden menambahkan sekitar 10 perusahaan publik asal China yang tidak boleh disuntik modal oleh perusahaan AS. Perusahaan AS ia larang membeli atau menjual sekuritas yang diperdagangkan secara publik di perusahaan target, termasuk pembuat chip terkemuka China SMIC (0981.HK) dan raksasa minyak CNOOC (SASACY.UL).
Kebijakan Biden itu, mendapat respons positif dari China Hawk. Tetapi mereka menyesalkan kebijakan Biden dalam menambah jumlah perusahaan baru ke dalam daftar perusahaan yang dilarang untuk disuntik perusahaan AS.
"Sementara kami harus memuji perpanjangan darurat nasional yang dilakukan Biden. Tapi, sulit untuk memahami mengapa tidak satu perusahaan China telah ditambahkan ke daftar sanksi pasar modal sederhana ini sejak penerbitan Perintah pada 3 Juni," kata mantan ketua Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan Kongres AS-China Roger Robinson.