The Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, mencatat utang rumah tangga Amerika Serikat (AS) mencetak rekor baru sebesar US$15,24 triliun pada periode Juli-September 2021. Utang rumah tangga naik 1,9 persen atau US$286 miliar dibandingkan periode sebelumnya, yakni April-Juni 2021.
Rekor baru utang rumah tangga AS disebabkan oleh lonjakan inflasi atau indeks harga konsumen, terutama segmen rumah dan mobil.
Hipotek atau utang kredit rumah (KPR), komponen terbesar utang rumah tangga di AS, tercatat naik US$230 miliar mencapai US$10,67 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, utang kredit mobil (KKB) dan pinjaman pelajar/mahasiswa juga meningkat masing-masing US$28 miliar dan US$14 miliar.
"Saat bantuan pandemi covid-19 mulai reda, kami melihat tren kenaikan penggunaan kartu kredit. Di sisi lain, pengeluaran untuk membayar utang lebih rendah," tutur Donghoon Lee, Peneliti di The Fed New York, dilansir CNN Business, Rabu (10/11).
Menurut Lee, rumah tangga AS kembali ke cara lama, yaitu berbelanja dengan kartu kredit. Hal itu tercermin dari peningkatan utang kartu kredit sebanyak US$17 miliar.
Tercatat, utang kartu kredit tembus US$1,1 triliun. Meskipun demikian, angka ini belum kembali ke tingkat utang kartu kredit pra-pandemi atau pada 2019 lalu.
Pengeluaran lebih tinggi ini ditopang oleh inflasi yang memang meningkat, sehingga rumah tangga AS menghabiskan lebih banyak uang untuk membeli sesuatu.
Hal baiknya, para ekonom menilai dengan pemulihan pasar tenaga kerja dan kenaikan upah akibat kekurangan tenaga kerja, daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah kenaikan inflasi.
Biro Statistik mencatat inflasi menunjukkan harga yang diterima produsen naik 0,6 persen pada Oktober atau meningkat 8,6 persen dalam 12 bulan terakhir. Sebagian besar kenaikan harga dikarenakan tarif energi yang lebih mahal.