Oscar juga mengingatkan agar masyarakat menggunakan 'uang dingin' dalam berinvestasi kripto. Hal ini berarti masyarakat bisa menggunakan dana yang diperkirakan tak dipakai dalam jangka pendek.
Dengan demikian, dana yang diinvestasikan pada aset kripto tak akan mengganggu arus kas (cashflow).
Sementara, Milken mengatakan masyarakat sebaiknya memilih aset kripto blue chip, seperti bitcoin dan ethereum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blue chip artinya pergerakan harganya lebih stabil dibandingkan yang lain. Kalau turun atau naik, pergerakannya tak akan signifikan.
Lihat Juga : |
Menurut Milken, aset kripto bisa disebut blue chip atau non blue chip terlihat dari nilai kapitalisasi pasar, nilai perdagangan, likuiditas, dan seberapa banyak platform yang memperdagangkan uang kripto tersebut.
"Definisi blue chip dari perspektif saya hanya dua, yaitu bitcoin dan ethereum saja, karena dari nomor tiga ke bawah sudah mulai sering naik turun ranking by market capitalization nya," papar Milken.
Senada, Oscar mengatakan aset kripto yang bagus adalah aset yang punya likuiditas tinggi. Hal ini ditandai dengan volume perdagangan yang besar dan diperdagangkan oleh banyak platform dan memiliki anggota komunitas yang besar.
"Sudah sewajarnya jika aset kripto dengan kriteria yang bagus seperti demikian harganya pasti akan terus naik dan menguntungkan para trader," jelas Oscar.
Lihat Juga : |
Namun, jika masyarakat melakukan perdagangan jangka pendek, aset kripto yang paling menguntungkan adalah jenis aset kripto utilitas.
"Karena pada umumnya mereka (aset kripto jenis utilitas) mempunyai volatilitas harga yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan trader untuk melakukan aksi jual dan beli," ujar Oscar.
Meski begitu, Oscar menyebut aset utilitas juga bisa digunakan untuk investasi jangka panjang. Salah satunya bitcoin.
Kemudian, jika mencari aset kripto dengan harga stabil, Oscar menyebut masyarakat bisa memilih tether. Harga dari kripto itu bergantung dengan pergerakan harga emas, perak, dolar AS.
"Aset kripto jenis ini juga menguntungkan trader jika digunakan sebagai alat penyimpan nilai dikarenakan harganya yang cenderung stabil," kata Oscar.
Oscar mengatakan masyarakat dapat memanfaatkan momentum dengan beli di harga murah ketika uang kripto sedang 'kebakaran' alias jeblok. Sebab, pada dasarnya, investasi adalah membeli sesuatu saat harga sedang murah-murahnya dan menjual ketika harga mahal.
"Ketika aset kripto sedang melemah seperti beberapa waktu lalu, sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan aset kripto," tutur Oscar.
Ketika beli di harga murah, masyarakat bisa menyimpan aset itu hingga harganya naik. Dengan demikian, masyarakat akan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat jika kenaikannya signifikan.
Lihat Juga : |
"Seperti pada beberapa bulan lalu, bitcoin sempat menembus all time high-nya di US$60 ribu per keping," jelas Oscar.
Sementara, Milken memprediksi aset kripto bergerak di zona hijau sepanjang November 2021. Hal ini seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Meski begitu, ia mengingatkan masyarakat agar benar-benar disiplin dalam berinvestasi kripto di tengah tren kenaikan ini. Jangan sampai, kata Milken, masyarakat berlaku FOMO (fear of missing out) atau takut ketinggalan tren.
"Tetap objektif untuk mengambil keuntungan, karena sangat mudah untuk terbawa arus dan target yang tidak realistis," ujar Milken.
Lihat Juga : |
Jika masyarakat berlaku FOMO, maka bukan tak mungkin portofolio yang sebelumnya positif berbalik arah menjadi minus ketika tren harga mulai melemah.
"Untuk yang sudah masuk di harga yang lebih murah pada bulan-bulan sebelumnya bisa mengambil sebagian keuntungan sampai modal sudah kembali dan membiarkan sisanya untuk mengikuti tren kuat bulan ini (November)," kata Milken.
Ia menambahkan bahwa masyarakat dapat menggunakan analisa teknikal untuk melihat pola pergerakan harga dan meminimalisir risiko. Untuk tahu analisa teknikal, masyarakat dapat belajar dari berbagai sumber secara daring.
"Untuk teknikal secara umum banyak resources online, seperti investing, investopedia, video belajar teknikal di Youtube dan lain sebagainnya," tutup Milken.