Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 40,28 poin atau 0,60 persen ke 6.651 pada akhir perdagangan Jumat (12/11) pekan lalu. Investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell senilai Rp343 miliar.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Aulia Noviana mengatakan pekan lalu indeks ditutup pada zona hijau. Kenaikan tertinggi rata-rata volume transaksi harian sebesar 48,42 persen dari 17,86 miliar saham menjadi 26,51 miliar saham.
Rata-rata nilai transaksi harian bursa juga naik 5,18 persen, yakni dari Rp11,18 triliun jadi Rp11,76 triliun. IHSG selama sepekan juga naik 1,05 persen dan menduduki posisi 6.651 dari 6.581. Sementara, investor asing juga membukukan beli bersih selama sepekan sebesar Rp40,76 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan mulai mengurangi pembelian aset, termasuk mengurangi stimulus moneter (tapering off) pada November ini.
Kendati demikian, kekhawatiran akan efek tapering dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap pasar modal dalam negeri. "Menurut kami, risiko tantrum di pasar modal dalam negeri seharusnya minim. Sebab, Indonesia berada diposisi yang lebih baik untuk menghadapi tapering global," kata Hariyanto seperti dikutip dari riset, Senin (15/11).
Ia menilai minimnya efek tapering di Indonesia didorong oleh defisit mata uang yang rendah dan cadangan devisa yang cukup kuat.
Selain itu, pelonggaran mobilitas masyarakat atau PPKM juga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian, khususnya wilayah dengan PPKM Level 1.
Lihat Juga : |
Dari pantauan Google Covid-19 Community Mobility Reports, mobilitas masyarakat sudah mulai meningkat. Salah satunya pengunjung pusat perbelanjaan yang meningkat signifikan. Kenaikan tersebut dipicu oleh pelonggaran PPKM yang diberlakukan pemerintah saat ini.
Indeks Liquid 45 (LQ45) tercatat sudah mengalami kenaikan 12,1 persen secara kuartalan. Angka tersebut didapat oleh 22 dari 45 perusahaan yang sudah merilis laporan keuangan pada kuartal ketiga 2021.
"Secara keseluruhan pendapatan LQ45 naik 12,1 persen secara kuartalan dan dipimpin oleh sektor pertambangan dan perbankan," ungkapnya.
Sektor perbankan menunjukkan kenaikan sebanyak 13,2 persen secara kuartalan dan 63 persen secara tahunan. Sementara, sektor pertambangan melesat sebesar 138 persen secara kuartalan dan 398 persen secara tahunan.
Pendapatan bersih perusahaan yang tergabung dalam LQ45 pun tumbuh 56,6 persen berdasarkan kinerja dasar yang rendah pada tahun lalu.
Hariyanto merekomendasikan sejumlah saham perusahaan yang layak dikoleksi, mulai dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI yang mengalami kenaikan pendapatan hingga 79,3 persen pada September 2021.
Selain itu, saham PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) juga layak dikantongi, karena dapat membukukan pendapatan hingga Rp1,1 triliun pada September 2021.
Kemudian, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) sebab memiliki pertumbuhan pendapatan dan dividen yang stabil.
Lihat Juga : |
Saham PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) juga tidak kalah menarik untuk dikoleksi karena pembukaan pusat perbelanjaan hingga 100 persen pada wilayah dengan PPKM Level 1 akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja perusahaan.
Kemudian, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) juga direkomendasikan.
Lalu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Astra Agro Lestari (AALI) yang tak kalah mengilap.