Pendanaan Iklim dari Negara Maju jadi Game Changer Energi Bersih RI

CNN Indonesia
Senin, 15 Nov 2021 12:28 WIB
Dewan Energi Nasional (DEN) menyebut pendanaan iklim dari negara maju bisa menjadi game changer pembangunan energi bersih di Indonesia.
Dewan Energi Nasional (DEN) menyebut pendanaan iklim dari negara maju bisa menjadi game changer pembangunan energi bersih di Indonesia. (ANTARA FOTO/Anis Zaefudin).
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan pendanaan iklim dari negara maju bagi Indonesia dapat menjadi game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk membangun energi bersih di dalam negeri.

Menurutnya, komitmen Indonesia dalam pembangunan rendah karbon dan energi sejalan dengan Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), sehingga membutuhkan dukungan dan pendanaan dari negara maju.

"Hal ini membutuhkan dukungan dan kontribusi internasional dari negara-negara maju dan Indonesia akan terus mendukung pendanaan iklim dan inovasinya serta pembiayaan hibrida, green bonds, dan green sukuk," kata Satya dalam Forum COP26 dikutip dari Antara, Senin (15/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan dukungan tersebut diharapkan Indonesia akan dapat terus berkontribusi lebih cepat terhadap net zero emission. Ia pun mengklaim berbagai pembangunan industri hijau di Tanah Air merupakan komitmen pemerintah terhadap green economy.

Industri hijau yang dimaksud di antaranya pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di Asia Tenggara, penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), hingga pengembangan industri berbasis energi bersih di Kalimantan Utara yang diklaim menjadi yang terbesar di dunia.

Menurutnya, green economy juga perlu diseimbangkan dengan blue economy agar penurunan karbon dapat menyejahterakan rakyat. Selain itu, DEN juga mengawasi implementasi Rencana Umum Energi Daerah (RUED) dalam pembangunan ekonomi hijau

Ketua Kaukus Ekonomi Hijau DPR RI Mercy Chriesty Barends mengatakan percepatan pembangunan EBT dilakukan dengan menambah kapasitas sesuai dengan permintaan baru, hingga mensubstitusi energi menggunakan teknologi terkini seperti B30, hingga co-firing.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah mengungkapkan daerahnya menargetkan zero waste milestone dengan mengurangi 30 persen sampah dan 70 persen melalui pengelolaan sampah berbasis masyarakat hingga daur ulang sampah.

Di lain sisi, Anggota Parlemen Denmark Ida Auken menjelaskan dirinya mendorong dan mendukung pelaksanaan new green energy economy dan EBT di Indonesia.

[Gambas:Video CNN]



(fry/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER