Surplus Neraca Dagang Naik Jadi US$5,73 M per Oktober 2021

CNN Indonesia
Senin, 15 Nov 2021 12:10 WIB
BPS melansir neraca perdagangan RI surplus US$5,37 miliar pada Oktober 2021, naik dari bulan sebelumnya yang surplus US$4,37 miliar.
BPS melansir neraca perdagangan RI surplus US$5,37 miliar pada Oktober 2021, naik dari bulan sebelumnya yang surplus US$4,37 miliar. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan US$5,73 miliar secara bulanan (month to month/mtm) pada Oktober 2021. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus US$4,37 miliar pada September 2021 dan Oktober 2020 yang tercatat surplus US$3 miliar.

Kepala BPS Margo Yuwono menerangkan surplus terjadi karena nilai ekspor mencapai US$22,03 miliar pada Oktober 2021. Sementara, nilai impor lebih kecil dibandingkan ekspor, yaitu US$16,23 miliar. 

Untuk ekspor, ia menuturkan nilainya naik 6,89 persen secara bulanan dibandingkan US$20,61 miliar pada September 2021. Secara tahunan, nilainya naik 53,35 persen dari Oktober 2020 sebesar U$14,36 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara total, ekspor Januari-Oktober 2021 mencapai US$186,32 miliar atau naik 41,8 persen dari US$131,39 miliar pada Januari-Oktober 2020.

"Kinerja ekspor migas lebih baik dari 2019 dan 2020, demikian juga dengan non migas," kata Margo dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/11).

Secara rinci, kinerja ekspor ditopang oleh minyak dan gas (migas) mencapai US$1,03 miliar atau naik 9,91 persen dibandingkan pada bulan sebelumnya US$930 juta. Sedang, ekspor nonmigas sebesar US$21 miliar atau naik 6,75 persen dari sebelumnya US$19,67 persen.

Total ekspor nonmigas mencapai 93,35 persen dari total ekspor Indonesia pada Oktober 2021. Menurut sektoral, mayoritas ekspor Indonesia naik.

Mulai dari industri pertanian naik 2,7 persen secara bulanan menjadi US$410 juta. Lalu, ekspor industri pengolahan naik 3,61 persen secara bulanan menjadi US$16,07 miliar.

Kemudian, industri pertambangan dan lainnya meningkat 20,11 persen secara bulanan menjadi US$4,53 miliar serta migas naik 9,91 persen secara bulanan menjadi US$1,03 miliar.

Berdasarkan negara tujuan ekspor, kenaikan ekspor terjadi ke China mencapai US$1,4 miliar, Malaysia US$128 juta, dan Mesir US$ 115,3 juta.

Kemudian, penurunan nilai ekspor terjadi ke Jepang sebesar US$126 juta, Korea Selatan sebesar US$103,6 juta, dan Spanyol sebesar US$71,4 juta.

Jika dilihat, pangsa ekspor Indonesia tidak berubah, yakni terbanyak masih ke China mencapai 28,22 persen. Setelah itu ke AS sebesar 11,14 persen, dan Jepang 6,73 persen.

Untuk impor, ia menuturkan nilainya naik 0,36 persen dari US$16,23 miliar pada September 2021 menjadi US$16,29 miliar pada Oktober 2021. Sementara, secara tahunan nilai impor naik 51,06 persen dari US$10,79 miliar pada Oktober 2020.

Secara total, impor Januari-Oktober 2021 mencapai US$.. miliar atau naik 28,36 persen dari US$.. miliar pada Januari-Oktober 2020.

Impor terdiri dari impor migas sebesar US$1,9 miliar atau naik 1,68 persen dari US$1,86 miliar pada bulan sebelumnya. Sementara impor nonmigas senilai US$14,39 miliar atau naik 0,19 persen dari sebelumnya US$14,37 miliar.

Margo mencatat menurut penggunaan barang, mayoritas impor meningkat pada Oktober 2021. Tercatat, impor bahan baku atau penolong naik 1,77 persen secara bulanan menjadi US$12,31 miliar.

Selanjutnya, barang modal naik 1,92 persen secara bulanan menjadi US$2,39 miliar. Sebaliknya, impor barang konsumsi turun sebesar 11,17 persen secara bulanan menjadi US$1,59 miliar.

"Impor konsumsi turun utamanya disebabkan karena menurunnya impor produk farmasi yg turun 35,44 persen, juga diikuti buah-buahan turun 14,51 persen," ucap Margo.

Berdasarkan negara asal impor peningkatan impor terjadi dari China sebesar US$166,3 juta, Afrika Selatan US$87,4 juta, India US$64,2 juta, Vietnam US$50,5 juta, dan Ukraina US$36 juta.

Sementara, penurunan impor terbesar terjadi dari AS US$147,2 juta, Italia US$110,3 juta, Kanada US$93 juta, Thailand US$85,4 juta, dan Inggris US$33,4 juta. Pangsa impor Indonesia utamanya didominasi dari China 31,98 persen, Jepang 9,56 persen, dan Thailand 5,83 persen.

[Gambas:Video CNN]



(aud/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER