Gubernur Bali Wayan Koster akan mendorong pariwisata digital budaya daerahnya melalui perusahaan daerah. Saat ini, pembentukan perusahaan daerah itu tengah digodok dalam peraturan daerah (perda) yang sedang dibahas oleh DPRD dan pemerintah setempat.
Menurut dia, kemajuan teknologi digital memberikan peluang baru. Bahkan, semakin banyak pelaku usaha yang memanfaatkan teknologi digital dalam bisnis mereka.
"Bali sebagai daerah pariwisata pun, pemanfaatan teknologi digital sangat masif dari hulu sampai hilir," ujarnya saat pembahasan Raperda di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD Bali, Senin (15/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bali, sambung dia, akan kehilangan potensi pendapatan daerah jika tidak mengatur dan mengelola pariwisata digital.
"Karena itu, kita perlu memiliki perusahaan daerah yang mengatur dan mengelola secara khusus mengenai keberadaan pariwisata digital," imbuh dia.
Menurut Koster, sekarang ini banyak berkembang usaha jasa pariwisata digital. Sementara di Bali, ekonomi dari pariwisata digital belum optimal.
"Kita lose (rugi) banyak sekali. Sehingga, hiruk pikuk pariwisata di Bali yang kelihatannya mewah itu sejatinya nilai ekonominya masih kecil buat Bali. Kenapa? Karena penyelenggara, pelakunya, belum dikelola secara optimal, jadi tidak banyak manfaat yang kita ambil," ungkap Koster.
Padahal, sambung dia, pariwisata digital bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Bali, termasuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi angka kemiskinan.
"Ini yang saya maksud, supaya pariwisata kita di Bali betul-betul dijadikan potensi riil memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat Bali, manfaat langsung dan tidak langsung," jelasnya.