Jerit Karnatun di Antara Minyak Goreng Mahal dan Jepitan Biaya Anak

CNN Indonesia
Rabu, 17 Nov 2021 16:05 WIB
Kenaikan harga minyak goreng telah membuat para pedagang menjerit. Mereka ingin libur jualan, tapi dihadapkan pada kebutuhan biaya hidup anak.
Kenaikan harga minyak goreng telah membuat para pedagang menjerit. Mereka ingin libur jualan, tapi dihadapkan pada kebutuhan biaya hidup anak. Ilustrasi. (CNNIndonesia/Fiqih Rusdy).
Jakarta, CNN Indonesia --

Karnatun (55), seorang penjual batagor di Jakarta Timur menjerit. Itu dipicu harga minyak goreng yang belakangan ini terus melesat naik.

Ia bercerita kenaikan turut mempengaruhi ongkos produksi dagangannya. Pasalnya, untuk membeli minyak goreng kemasan untuk jualan, ia harus mengeluarkan modal sampai dengan Rp35 ribu.

Padahal biasanya, ia membeli dengan harga Rp20 ribu- Rp30 ribu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelumnya itu Rp20 ribu, terus naik pelan-pelan Rp25 ribu, sekarang malah makin mahal," katanya kepada CNNIndonesia, Rabu (17/11).

Karena harga minyak goreng mahal, ia sempat berfikir untuk berhenti jualan dulu. Tapi, itu urung ia lakukan.

"Saya mah cuma minta biar harganya normal aja, karena awalnya mau libur dagang dulu tapi ingat ada tanggungan biaya anak," katanya.

Karena tak punya pilihan lain, ia pun tetap berjualan. Agar untung tak semakin cekak, ia menyiasati kenaikan harga minyak itu dengan memperkecil ukuran batagornya sembari berharap pemerintah lekas turun tangan mengatasi masalah itu.

Segendang sepenarian, nasib sama juga dialami pedagang gorengan di Depok bernama Roni (24). Harga minyak goreng yang melambung ke atas Rp30 ribuan membuatnya kelimpungan.

[Gambas:Video CNN]

Ia tak lagi mampu membeli minyak goreng kemasan untuk menggoreng dagangannya. Karena itulah, ia terpaksa banting setir mengganti minyak kemasan yang biasa dipakai dengan minyak goreng curah.

"Saya belanja minyak goreng curah Rp280 ribu per 16 liter, biar enggak perlu kurangin ukuran gorengannya," terangnya.

Sebagai informasi, harga minyak goreng memang terus melambung beberapa waktu belakangan ini. Berdasarkan pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga minyak goreng sudah mencapai Rp20 ribu per kilogram. Sementara itu harga minyak goreng kemasan 2 sudah naik dari Rp18.100 menjadi Rp19.650 per kilogram.

Kenaikan terjadi di berbagai daerah seperti Jawa Barat, harga minyak goreng curah tembus Rp19.300, bahkan Gorontalo mencapai Rp22.150.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di beberapa lokasi di Jakarta, salah satunya di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, minyak goreng kemasan dua liter sudah menyentuh Rp39 ribu.

Sementara minyak goreng curah sudah mencapai Rp20 ribu. Tri (69), pedagang sembako di pasar Cibubur mengeluhkan kondisi itu. Sebab tingginya harga, membuatnya tidak dapat menyetok minyak goreng kemasan untuk satu minggu ke depan.

"Mahal, orang dari pemasoknya juga tidak ada," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (17/10).

Tak hanya itu, kenaikan harga juga membuat pembelinya turun. Menurutnya kenaikan harga minyak goreng sudah terjadi selama dua bulan belakangan ini.

"Udah dua bulanan harga begini, peminatnya jadi berkurang jauh," tandasnya.

Tidak hanya di pasar, kenaikan harga minyak goreng juga terjadi di minimarket. Di tempat itu, harga minyak goreng dijual di kisaran Rp36 ribu hingga Rp39,5 ribu.

"Biasanya harganya di bawah Rp30 ribu," kata pelayan Alfamart di kawasan Depok bernama Andri (20).

Ia pun menuturkan stok minyak goreng saat ini hanya ada untuk satu bulan ke depan. Itupun dengan jenis merek yang terbatas.

Meski harga naik, ia menyebut penjualan tidak menurun sebab pembeli tidak memiliki pilihan lain.

(fry/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER