Gubernur Bali Wayan Koster melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan Yoon Sung-won secara virtual. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas rencana kerja sama pembangunan kereta api di Bali.
Tidak cuma itu, mereka juga membahas mengenai pengembangan kawasan industri untuk energi bersih dan mobil listrik di Kabupaten Jembrana, dan pengembangan center of excellence wilayah, infrastruktur, dan transportasi di Pulau Dewata.
Bali sebagai destinasi pariwisata, Koster mengatakan perlu diperkuat dengan infrastruktur transportasi yang terkoneksi dan terintegrasi seperti kereta api dan mobil listrik. Tujuannya, mendukung Bali sebagai hub pariwisata Indonesia yang tumbuh berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Selain itu, sebagai implementasi Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai.
"Bali mendorong pengembangan integrasi kawasan dengan sistem transportasi yang fokus di beberapa lokasi, yakni Sanur, Denpasar, Sentral Parkir Kuta, Badung, Ubud, Gianyar, dan Gunaksa, Klungkung. Ini akan menjadi mode inovasi yang selanjutnya dikembangkan di seluruh Bali," ungkap Koster, Selasa (16/11).
Karenanya, ia berharap bantuan teknis dan investasi dari calon mitranya, Korsel, bisa terlaksana. Terutama, pembangunan kereta api.
"Saya optimistis kerja sama Bali dengan Korea dapat dikembangkan, mengingat kedekatan culture (budaya) kedua masyarakat. Hasil pertemuan ini akan ditindaklanjuti secara konkret mulai tahun depan," imbuh dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Yoon Sung-won menyambut baik gagasan tersebut. Ia menyadari Korea perlu melakukan induksi dan pengenalan kemajuan industri dan sistem transportasinya untuk digunakan di Bali.
"Kerja sama secara sudah dimulai dengan dilakukannya penjajakan peluang pembangunan dengan pelaksanaan studi kelayakan pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) sebagai akses Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali," bebernya.
Termasuk, mengirimkan dua orang staf Dinas Perhubungan Provinsi Bali untuk meneruskan sekolah di Korea dalam bidang perkeretaapian.
"Saya harap kerja sama ini dapat dikonkretkan dengan melaksanakan studi serta perhitungan yang lebih mendetail, mengingat kondisi tanah dan budaya di Bali jauh lebih menantang dibandingkan Korea," tutur Won.