Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajaran menteri dan kepala lembaga untuk mengebut realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 jelang tutup tahun dengan belanja yang bermanfaat bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani di konferensi pers usai Sidang Kabinet Paripurna bersama kepala negara di Kantor Presiden pada Rabu (17/11).
"Bapak Presiden meminta seluruh kementerian/lembaga untuk fokus pada penyelesaian APBN terutama belanja-belanja yang bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemulihan ekonomi," ujar Ani, sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, belanja bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat miskin. Begitu pula dengan belanja untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem.
Lalu, belanja berupa pembayaran klaim perawatan bagi pasien covid-19. Kemudian, belanja bantuan produktif kepada dunia usaha.
Di sisi lain, Ani memperkirakan defisit APBN 2021 akan mencapai Rp873,6 triliun pada akhir tahun ini. Besaran defisit ini setara 5,2 persen sampai 5,4 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Proyeksi ini lebih rendah dari asumsi defisit pemerintah yang sebelumnya telah dituangkan di APBN 2021, yaitu sebesar Rp1.006,4 triliun atau setara 5,7 persen dari PDB.
"Tahun ini kita perkirakan defisitnya akan mengecil, yaitu Rp873,6 triliun atau pada kisaran 5,2 persen sampai 5,4 persen dari PDB," ungkapnya.
Sementara belanja negara diperkirakan tumbuh 10,4 persen sampai akhir tahun. Adapun per Oktober 2021, realisasi belanja negara telah tumbuh 5,4 persen, namun ia memastikan pertumbuhannya bakal melesat dalam dua bulan terakhir ini.
"Khususnya dari belanja kementerian/lembaga memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan 14,8 persen. Ini didominiasi belanja yang berhubungan dengan covid dan juga bansos," ucapnya.
Berbeda dengan belanja pemerintah pusat yang diprediksi meningkat tinggi, Ani justru pesimis dengan realisasi belanja dari pos transfer ke daerah dan dana desa. Pasalnya, saat ini saja pertumbuhannya terkontraksi 7,9 persen.
"Ini kalau bisa diselesaikan dalam 1,5 bulan, kemungkinan dia akan flat dibandingkan tahun lalu," pungkasnya.