LIPUTAN KHUSUS NATUNA

Ironi SKPT Natuna, Proyek Miliaran Rupiah yang Tak Kunjung Bergeliat

CNN Indonesia
Kamis, 18 Nov 2021 11:40 WIB
SKPT Natuna diresmikan Menteri KKP Susi Pudijastuti pada 2019 lalu namun hingga kini belum memberikan hasil pendapatan ke daerah.
Wakil Bupati Rodhial Huda mengatakan sejak awal sudah mengusulkan agar pembangunan SKPT tak di darat melainkan seperti kapal induk. (CNN Indonesia/Hamka Winovan)

Sementara Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda mengungkap awal mula pembangunan SKPT tersebut. Sebelum menjadi wakil bupati, ia pernah menyampaikan kepada Susi Pudjiastuti agar mengurungkan rencana membuat SKPT di darat. Ia berpendapat SKPT Natuna akan mengalami kegagalan seperti yang ada di Tual.

"Harusnya SKPT itu mobile, kaya kapal induk, seperti Jepang, Thailand, Vietnam. Jadi SKPT yang bergerak ke daerah fishing ground, nelayan taruh ikan, dia kasih bahan bakar. Jadi nelayan enggak perlu bolak-balik," ujarnya.

"Sekarang SKPT (Natuna) siapa yang mau bolak-balik hanya bawa ikan 500 kg, mau ambil minyak, jual di situ, lelang. Lebih baik sama nelayan Jawa dibawa ke Jawa, harga lebih mahal. suuruh lelang di sini, siapa yang beli," ujar Huda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Huda tak heran jika SKPT Natuna sepi dari nelayan lokal. Ia menyorot pengelolaan SKPT yang diberikan kepada Perum Perindo.

Menurutnya, lebih baik nelayan lokal yang digandeng menghidupkan kawasan tersebut. Huda menyebut ada pengusaha lokal yang mau membeli ikan dari nelayan lebih tinggi dari Perindo.

"Dan dia (pengusaha lokal) es gratis, bayar cash. Perindo es beli, bayar nunggak satu minggu. Siapa yang mau?" katanya.

Huda pun meminta kepada Dinas Perikanan Natuna untuk meningkatkan fasilitas penunjang di SKPT ketimbang mengeluarkan regulasi yang mewajibkan kapal-kapal yang mendapat izin menangkap ikan di Laut Natuna Utara bongkar muat di SKPT.

"Yang harus kamu buat kalau mau, fasilitas yang buat mereka merasa kalo lelang di sana untung," ujarnya.

Meskipun demikian, kata Huda, dana hibah dari Jepang sebesar Rp100 miliar yang bakal diterima untuk peningkatan SKPT Natuna Selat Lampa dan pembangunan Pelabuhan Perikanan Ranai.

"Rencana ke depan Jepang untuk investasi di Natuna, karena presiden mau Jepang, untuk Pelabuhan Samudera, pariwisata, perikanan. Kita masih bahas tata ruang, tata ruang kita belum selesai," katanya.

Sejumlah Fasilitas Belum Siap

Penanggung Jawab SKPT Natuna Muhammad Ropindra mengakui keberadaan SKPT Natuna dalam empat tahun terakhir ini belum maksimal. Namun, ia membantah jika tak ada aktivitas di SKPT Natuna.

Ropindra mengatakan aktivitas lebih banyak berjalan pada pagi hari, yang mayoritas merupakan nelayan-nelayan bagan pencari cumi-cumi dan ikan teri. Sementara untuk kapal-kapal berukuran besar bongkar muat setiap 10 hari sekali.

"Dari Januari sampai ke September, itu 1.200 ton. Berbagai jenis tangkapan, paling banyak angoli, itu kapal-kapal rawai," kata Ropindra akhir Oktober 2021.

Ropindra menyebut beberapa fasilitas di SKPT juga belum lengkap, seperti misalnya pabrik es, workshop, hingga ICS.

Ia mengaku bakal membangun sejumlah fasilitas tersebut dari dana hibah Badan Kerja Sama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA).

"Pabrik es kita belum punya pak, tapi ke depan sudah diusulkan di program hibah JICA itu pak, pabrik es, workshop juga, ada ICS juga," ujarnya.

Ropindra mengatakan pihaknya juga berencana menggandeng pengusaha lokal untuk mau ikut mengelola SKPT Natuna sebagai pembeli ikan para nelayan. Namun, rencana ini terkendala wacana pemerintah pusat memindahkan SKPT tersebut.



Menurutnya, pemerintah pusat hendak memakai bangungan SKPT untuk fasilitas pertahanan TNI AL. Posisi SKPT Natuna diketahui tak berada jauh dari Faslabuh TNI AL Selat Lampa. Namun, ia belum mengetahui SKPT ini bakal dipindah ke mana.

"Ini juga menjadi kendala kita untuk menarik investor, karena kan investor butuh kepastian, saya sudah berapa orang untuk mengajak mereka untuk masuk, karena ada wacana ini mereka menahan diri dulu," katanya.

Sementara Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini menyebut pembangunan SKPT Natuna sebenarnya belum selesai. Zaini mengatakan pembangunan kembali berjalan awal tahun ini.

"Selama ini baru ada beberapa kapal, saya tidak tahu persis operasionalnya, yang pasti sudah ada beberapa kapal yang memanfaatkan baik kapal-kapal lokal maupun kapal Jawa untuk pangkalan di sana," kata Zaini.

Zaini mengatakan dermaga SKPT Natuna sudah memadahi. Air bersih tersedia, ditambah lagi dengan ICS. Namun, kata Zaini, berbagai fasilitas di kawasan tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

"Tapi sudah berfungsi. Katakan lah kapasitasnya untuk 100 kapal, sekarang paling baru 20 kapal," ujarnya.

(yoa/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER