Barclays memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini sebesar 6 persen. Lalu, tahun depan ekonomi global diprediksi tumbuh 4,4 persen atau melambat.
Bank asal Inggris ini mengharapkan pertumbuhan dapat ditopang oleh ekonomi negara maju dengan imbal hasil obligasi yang lebih panjang.
Selain itu, Barclays juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi China yang melambat sebesar 4,7 persen pada tahun depan. Padahal sebelumnya, Produk Domestik Bruto (PDB) China berhasil mencapai 7,8 persen secara tahunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlambatan ekonomi China disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang ingin negerinya bebas dari penularan covid-19. Imbasnya, aktivitas masyarakat dan ekonomi harus dikorbankan untuk terus dilakukan lockdown.
Pada paruh kedua 2022, Barclays memprediksikan laju kenaikan harga akan melambat. Ini disebabkan oleh dasar inflasi barang yang bergerak mengikuti tren.
"Kami memperkirakan pasar obligasi akan tetap menguat pada tahun 2022 karena inflasi melambat, hambatan pasokan tenaga kerja mulai mereda, dan ekspektasi inflasi jangka menengah akan tetap berlabuh," kata Barclays dikutip dari Reuters, Kamis (18/11).
Lihat Juga : |
Kemajuan teknologi kesehatan diharapkan dapat memulihkan ekonomi. Sebab, dengan kehadiran teknologi diharapkan dapat mengurangi penularan, mencegah adanya lockdown, meningkatkan konsumsi masyarakat, dan mengurangi hambatan rantai pasok selama pandemi.
Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan PDB dunia pada tahun lalu terkoreksi dalam yakni sebesar minus 3,40 persen. Angka ini lebih parah dibandingkan krisis keuangan global pada 2009 yang menyebabkan ekonomi dunia terkontraksi 1,3 persen.