Alasan IHSG Terus Naik hingga Cetak Rekor All Time High

CNN Indonesia
Selasa, 23 Nov 2021 06:47 WIB
OJK menilai IHSG meningkat mencetak rekor tertingginya karena investor percaya diri terhadap ekonomi RI dan maraknya penghimpunan dana di pasar modal. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso membuka alasan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, pasar modal nasional sempat mencetak rekor tertinggi alias all time high dengan penutupan di level 6.723 pada Senin (22/11) ini.

"Kenapa sekarang bisa cukup tinggi? Pertama, karena masyarakat confidence (percaya diri) dengan fundamental (ekonomi) tetap tinggi," imbuh Wimboh di acara Economic Outlook 2022 bertajuk Kebangkitan Sektor Keuangan.

Menurut Wimboh, kepercayaan ini muncul karena sejumlah indikator ekonomi Indonesia berada di tingkat yang baik. Misalnya, pertumbuhan ekonomi positif 3,51 persen pada kuartal III 2021.

Lalu, pemerintah telah melonggarkan kebijakan PPKM di berbagai daerah yang membuat masyarakat bisa kembali melakukan mobilitas dan aktivitas, termasuk konsumsi.

Antara lain, jalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau mal. "Sehingga ketika mobilitas dibuka, semua sektor akan tergerak," jelasnya.

Kedua, menurutnya, laju IHSG juga didukung oleh maraknya penghimpunan dana di pasar modal oleh para perusahaan baru dan perusahaan rintisan (start up), khususnya yang bergerak di sektor teknologi.

"Sektor yang kaitannya dengan teknologi sangat penting, sehingga banyak start up raising fund di pasar modal," tutur dia.

Tercatat, jumlah penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp306,95 triliun dari 1 Januari sampai 16 November 2021. Nilainya lebih tinggi berkali lipat dari Rp118,7 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Ada 38 emiten baru yang mencatatkan penawaran umum," ucapnya.

Wimboh optimistis jumlah penghimpunan dana akan meningkat lebih tinggi pada tahun depan.

Sebab, menurut catatan sementara, ada beberapa perusahaan yang bakal melantai di bursa dengan nilai penghimpunan dana sementara mencapai Rp81,25 triliun.

"Dan ini masih ada start up lain yang tentunya akan masuk bursa, jumlahnya akan besar," terang dia.

Ketiga, pertumbuhan investor ritel yang luar biasa. Ia mencatat ada 6,8 juta investor baru pada tahun ini. Jumlahnya tumbuh 102,79 persen dari tahun lalu.

"Investor ritel di masa pandemi tidak bisa piknik, tidak bisa konsumsi, tidak bisa gesek kartu kredit karena ruangnya sempit untuk konsumsi. Jadi, banyak dari mereka masuk ke pasar saham. Karena mereka tidak punya kesempatan konsumsi, sehingga ke investasi," pungkasnya.



(uli/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK