Lira Turki Anjlok 15 Persen Gara-gara Erdogan
Lira Turki anjlok lebih dari 15 persen pada Selasa (23/11) kemarin. Hal ini terjadi setelah Presiden Tayyip Erdogan membela penurunan suku bunga dan berjanji untuk memenangkan 'perang ekonomi kemerdekaan'.
Mengutip Reuters, Rabu (24/11), lira jatuh ke level 13,45 per dolar AS. Angka ini merupakan titik terendah dalam sesi perdagangan ke-11 berturut-turut.
Lira sudah jatuh 42 persen sepanjang tahun ini. Sementara, lira tercatat turun lebih dari 22 persen sejak awal minggu lalu.
Erdogan menekan bank sentral untuk tetap melonggarkan kebijakan demi mengerek ekspor dan investasi. Hal ini dilakukan ketika inflasi melonjak hampir 20 persen dan depresiasi mata uang semakin cepat.
Sebagian ekonom menilai penurunan suku bunga adalah kebijakan yang 'sembrono'. Warga Turki mengatakan bahwa penurunan Lira telah menjungkirbalikkan anggaran rumah tangga dan rencana pada masa depan.
Gubernur bank sentral Turki Sahap Kavcioglu mengatakan aksi jual Lira tak realistis dan tak berhubungan dengan fundamental ekonomi negara tersebut. Sejauh ini, tak ada intervensi dari bank sentral untuk mengintervensi penurunan Lira.
Sementara, mantan deputi gubernur bank sentral Turki Semih Tumen mengatakan perlu ada kebijakan yang melindungi nilai lira.
"Eksperimen irasional yang tidak memiliki peluang sukses ini harus segera ditinggalkan dan harus kembali ke kebijakan yang melindungi nilai lira Turki dan kemakmuran rakyat Turki," kata Tumen di Twitter-nya.
Sebagai informasi, penurunan Lira pada perdagangan kemarin merupakan yang terbesar sejak krisis mata uang pada 2018 lalu.
Bank sentral Turki tercatat telah memangkas suku bunga sebesar 400 poin sejak September 2021. Hal ini berkebalikan dengan bank sentral lain yang mulai menyiapkan pengetatan kebijakan moneter karena kenaikan inflasi.
Lira menjadi mata utang dengan kinerja terburuk di global tahun ini karena kebijakan yang dianut oleh Erdogan.
"Harga naik terlalu cepat. Saya tidak ingin membeli produk tertentu karena harganya terlalu mahal," kata Kaan Acar, seorang eksekutif hotel di resor Kalkan, Turki Selatan.
Investor tampaknya juga sudah melarikan diri ketika Erdogan tiba-tiba memecat kepala bank sentral Naci Agbal dan menggantikannya dengan Kavcioglu yang juga pengkritik suku bunga tinggi.
Kavcioglu memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin menjadi 15 persen pada pekan lalu. Bank sentral juga mengisyaratkan pemotongan lagi pada Desember 2021 mendatang.
Saat lira jatuh, indeks saham utama Turki naik 1,7 persen ke rekor tertinggi baru karena valuasi yang tiba-tiba murah.
(aud/bir)