Bukukan EBT 95 Persen, Jamkrindo Optimis Lampaui Target 2021
PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membukukan akselerasi kinerja positif pada kuartal ketiga 2021 seiring pemulihan ekonomi nasional yang memberi dorongan kuat kepada bisnis penjaminan pada paruh kedua tahun ini.
Tercatat hingga kuartal III tahun 2021, Jamkrindo telah membukukan laba sebelum pajak (EBT) mencapai 95 persen dari target 2021. Jamkrindo meyakini tersebut bakal terjaga hingga akhir tahun.
Direktur Utama PT Jamkrindo, Putrama Wahju Setyawan menjelaskan, kinerja bisnis yang positif tersebut tidak terlepas dari kebijakan perusahaan. Salah satunya dengan melakukan konsolidasi bisnis secara prudent untuk menjaga kinerja berkelanjutan.
"Kami fokus pada strategi penerapan tata kelola yang baik, termasuk 4 eyes principles, pengelolaan portofolio secara prudent untuk meningkatkan profitabilitas, memperkuat konsolidasi internal, efisiensi beban usaha, serta meningkatkan kolaborasi sesama anggota holding Indonesia Financial Group," ujar Putrama dalam keteragan tertulisnya, Jumat (26/11).
Putrama mengatakan, optimisme melampaui target 2021 juga didasari bahwa kinerja keuangan pada 2020 telah selesai diaudit secara transparan dan independen oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan (Firma anggota jaringan global PwC) dengan opini 'Tanpa Modifikasian'.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit tersebut, Jamkrindo berhasil membukukan EBT sebesar Rp722,47 miliar, naik 297,75 persen dari angka restated 2019 sebesar Rp181,64 miliar.
Putrama menambahkan, laporan keuangan yang telah diaudit tersebut juga mencerminkan tata kelola keuangan yang baik dan menjadi fondasi yang kuat bagi perusahaan untuk menghasilkan kinerja positif pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini selaras dengan tagline holding Indonesia Financial Group (IFG), yakni prudent, progress, power.
Adpaun dalam periode sampai dengan Desember 2020 Jamkrindo mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp188,61 triliun. Program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan Jamkrindo dengan rincian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp102,67 triliun dan Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp8,7 triliun.
Dalam kondisi pandemi, beban klaim tercatat masih terkendali, meskipun mengalami kenaikan dari Rp1,74 triliun pada 2019 menjadi Rp1,83 triliun.
"Di tengah pandemi ini, kami menekankan pada sustainability dan pencadangan yang kuat," ujar Putrama.
Pada 2020, Jamkrindo kemudian meningkatkan pencadangan klaim menjadi sebesar Rp4,18 triliun dari sebelumnya Rp3,57 triliun (restated 2019). Peningkatan cadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya.
Adapun dari sisi aset, Jamkrindo mencatatkan aset pada 2020 sebesar Rp19,12 triliun, naik 14,03 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp16,77 triliun (restated 2019).
"Dalam clearance meeting audit diungkapkan bahwa penerapan PSAK 71 di perusahaan secara langsung pada tahun efektif dari standar tersebut adalah prestasi yang sangat baik, bahkan dengan opini Tanpa Modifikasian," kata Putrama.
Dia menjelaskan, Jamkrindo telah menerapkan PSAK 71 sejak 2020 sebagai bagian upaya perusahaan untuk meningkatkan standar atas pengakuan dan pengukuran instrumen, pencadangan, dan pencatatan aset.
Dalam rangka mitigasi risiko, Jamkrindo sejak 2018 juga telah mengubah pencatatan imbal jasa penjaminan (IJP) dari semula cash basis atau pengakuan pendapatan IJP di muka menjadi pencatatan IJP accrual basis atau pencatatan pengakuan IJP dilakukan per bulan selama masa penjaminan secara konsisten hingga saat ini.
PT Jamkrindo merupakan perusahaan penjamin terbesar di Indonesia. Sebagai perusahaan penjaminan kredit, Jamkrindo memiliki berbagai produk, baik produk penjaminan program maupun penjaminan nonprogram. Pada penjaminan program, PT Jamkrindo memiliki produk penjaminan KUR dan penjaminan KMK dalam rangka PEN.
Adapun, untuk penjaminan non-program, produk penjaminannya antara lain penjaminan kredit umum, penjaminan kredit mikro, penjaminan kredit konstruksi dan pengadaan barang/jasa, penjaminan distribusi barang, surety bond, customs bond, dan penjaminan supply chain financing (invoice financing).
Sebagai bagian dari holding IFG, Jamkrindo berkomitmen untuk menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya penjaminan yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penuh integritas.
"Kami segenap insan Jamkrindo menjadikan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) sebagai landasan utama dalam mendukung peningkatan kinerja berkelanjutan," ujar Putrama.
IFG merupakan holding yang dibentuk pemerintah untuk berperan dalam pembangunan nasional melalui pengembangan industri keuangan non bank yang lengkap dan inovatif melalui layanan investasi, perasuransian dan penjaminan.
(osc)