Direktur Jenderal Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Lucky Afirman mencatat penjaminan kredit modal kerja UMKM oleh Askrindo dan Jamkrindo sebesar Rp6,2 triliun dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga September 2020.
Nilai penjaminan kredit itu meningkat dari posisi akhir Agustus yang sebesar Rp2,8 triliun. "Nilai totalnya menurut catatan kami sudah mencapai kurang lebih Rp6,2 triliun," tutur Lucky dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (30/9).
Total kredit yang dijaminkan tersebut juga meng-cover sekitar 10.600 debitur yang berasal dari seluruh Indonesia, termasuk 2 wilayah, Maluku dan Papua, yang pada bulan sebelumnya belum memanfaatkan fasilitas penjaminan kredit tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lucky berharap makin banyak pelaku UMKM yang memanfaatkan fasilitas tersebut dan mulai kembali menjalankan aktivitas usahanya untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Targetnya, hingga akhir 2021 mendatang, total kredit yang dijaminkan mencapai Rp80 triliun-Rp100 triliun," terang dia.
Seperti diketahui, program tersebut melibatkan beberapa bank penyalur kredit, seperti BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, BJB, Bank Jateng, BCA, Bank Nobu, Bank Permata, BRI Agro, Maybank, BPD dan lainnya.
Menurut Lucky, kehadiran lembaga penjamin dalam program penyaluran kredit di tengah pandemi covid-19 membuat pengelolaan kredit perbankan semakin prudent. Hal ini juga sekaligus mendukung tugas pemerintah dalam mendukung pembiayaan bagi pelaku UMKM.
"Terkait bank penyalur, masih didominasi bank himbara. Nomor satu itu BRI sebesar Rp4 triliun kemudian BNI dan mandiri," tandas Lucky.