Otoritas Penerbangan Sipil China (CAAC) kembali mengizinkan armada Boeing 737 Max untuk kembali terbang pada 2022. Persetujuan itu diberikan pada Kamis (2/12) waktu setempat.
Dilansir AFP, Jumat (3/12), izin yang diterbitkan merupakan hasil negosiasi antara Boeing dan Beijing selama berbulan-bulan.
Otoritas memberikan izin setelah perusahaan melakukan pengkinian, termasuk menginstal piranti lunak baru untuk mengatasi kekurangan dan memperbarui manual penerbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Keputusan China membuat harga saham Boeing melesat hingga 7,5 persen ke US$202,38 pada perdagangan kemarin. Izin tersebut juga membuka jalan untuk pengiriman lebih dari 100 armada MAX ke sejumlah maskapai China yang diproduksi selama dua tahun terakhir.
"Hal ini akan memberikan Boeing keyakinan untuk meningkatkan produksi kembali," ujar Analis AIR Michel Merluzeau.
Sebelumnya, Amerika Serikat lebih dulu mengizinkan pesawat Boeing 737 Max pada November 2020. Juru bicara Boeing mengklaim, secara total, lebih dari 180 negeri sudah memberikan izin terbang armada tersebut.
Sebagai informasi, pesawat Boeing 737 MAX dilarang terbang sejak Maret 2019 usai dua insiden fatal yang melibatkan dua maskapai dalam kurun waktu kurang dari lima bulan.
Lihat Juga : |
Pada Oktober 2018, pesawat Lion Air JT 610 yang menggunakan jet Boeing 737 MAX 8 jatuh di Tangjung Pakis, Karawang. Peristiwa nahas itu menewaskan 189 orang.
Kemudian, pada Maret 2019, pesawat maskapai Ethiopian Airlines ET 302 jatuh di dekat Kota Bishoftu enam menit setelah lepas landas dari Bandara Addis Ababa. Sebanyak 157 orang tewas karena kejadian itu.
Investigator menyatakan penyebab kedua kecelakaan adalah kesalahan pada sistem penerbangan, Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).