Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan terdapat dua tantangan bagi akuntan saat ini. Pertama, transformasi teknologi yang menghadirkan beragam automasi dan kecerdasan buatan.
Orang nomor dua di RI itu mengatakan semua akuntan harus lihai menggunakan teknologi digital. Hal ini agar pekerjaan lebih efisien ke depannya.
"(Teknologi digital juga) untuk meningkatkan akurasi informasi akuntansi yang disajikan," ucap Ma'ruf dalam Webinar: Peran Akuntan Profesional Mendorong Kemandirian dan Ketangguhan Bangsa di Era Pasca Pandemi Covid-19, Selasa (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, akuntan juga harus mewaspadai dampak dari covid-19. Pengeluaran negara membengkak untuk mengatasi pandemi di dalam negeri.
"Realisasi belanja dalam APBN 2020 mencapai Rp2.500 triliun, atau tumbuh 12,2 persen dari realisasi 2019," kata Ma'ruf.
Namun, ia mengakui pemerintah belum menerbitkan regulasi yang berfungsi sebagai landasan pelaksanaan tugas dan fungsi akuntan. Terlebih lagi, akuntan terbiasa dengan prosedur dan kriteria kerja yang ketat.
"Oleh karena itu, saya mengharapkan akuntan profesional Indonesia terus adaptif dan kritis merespons tantangan zaman. Tetap berorientasi pada hasil, tetapi tidak melupakan tata kelola dan akuntabilitas," jelas Ma'ruf.
Di sisi lain, ia mengatakan negara juga membutuhkan peran nyata dari akuntan untuk membangun kemandirian dan ketangguhan bangsa. Hal itu bisa dilakukan melalui dua hal.
Pertama, memperbarui standar kerja yang sesuai dengan zaman. Menurut Ma'ruf, penguasaan teknologi bukan lagi pilihan tetapi syarat bagi seorang akuntan profesional.
Lihat Juga : |
"Profesionalisme akuntan teruji ketika menghadapi realitas dan permasalahan di lapangan. Sekali lagi, kata kuncinya adalah orientasi pada hasil dan aspek tata kelola," papar Ma'ruf.
Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), baik dalam hal kompetensi, pengalaman, dan profesionalisme. Tak lupa, Ma'ruf mengingatkan agar akuntan menjaga integritas, sehingga kepercayaan publik tetap solid.
(aud/sfr)