10 Saran Ekonom Agar Target Pertumbuhan 5,2 Persen di 2022 Tercapai

CNN Indonesia
Kamis, 09 Des 2021 11:17 WIB
Ekonom Indef memberikan 10 saran agar target pertumbuhan 5,2 persen yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk 2022 tercapai. Berikut rincian sarannya.
Ekonom Indef memberikan 10 saran agar target pertumbuhan 5,2 persen yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk 2022 tercapai. Ilustrasi (ANTARA/Sigid Kurniawan).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Riza Annisa Pujarama memberikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah supaya target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen yang mereka telah tetapkan untuk tahun depan bisa tercapai.

Pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Ia meminta pemerintah segera membenahi sejumlah program agar kualitas SDM bisa segera ditingkatkan.

"Benahi program yang ada supaya peningkatan SDM ini bisa merata dari Indonesia bagian barat hingga timur," ujarnya webinar Ekonom Millenial INDEF, Rabu (8/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, memperkuat daya saing ekspor dengan salah satunya melaksanakan hilirisasi industri. Ketiga, menggenjot kembali kinerja industri manufaktur yang belakangan ini trennya menurun.

Keempat, memperbaiki penyaluran bantuan sosial sehingga lebih tepat sasaran. Kelima, mendorong daya beli masyarakat supaya konsumsi rumah tangga naik. Hal ini perlu dilakukan karena konsumsi rumah tangga merupakan penyokong utama pertumbuhan ekonomi.

Keenam, menjaga stabilitas nilai tukar agar daya saing global Indonesia terjaga. Ketujuh, menekan yield Surat Berharga Negara (SBN) untuk menekan biaya hutang.

"Kalau tadi saya bilang menjaga stabilitas nilai tukar juga berkaitan dengan stabilitas daya saing kita, kemudian menekan yield SBN untuk menekan biaya hutang," imbuhnya.

Kedelapan, menggenjot realisasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang per November kemarin baru 67 persen. 

[Gambas:Video CNN]

Kesembilan, tetap waspada dengan melakukan mitigasi varian baru agar aktivitas perekonomian tidak terbentur kembali.

"Perlu menggalakkan protokol kesehatan dan me-manage mobilitas masyarakat yang meningkat," ujarnya.

Kesepuluh, menjaga investasi kesehatan. Menurutnya investasi ini dibutuhkan karena tahun depan masih terjadi ketidakpastian dari pandemi.

"Kita perlu menyiapkan investasi kesehatan karena ke depannya kita tidak tahu pandemi akan ada lagi sehingga kita perlu berinvestasi di bidang kesehatan dengan riset-riset di bidang kesehatan sehingga jika ada lagi, vaksinnya sudah ada sehingga tidak bergantung pada luar negeri," pungkasnya.

(mrh/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER