PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I menunda penyelesaian revitalisasi dua bandara dalam rangka peningkatan kapasitas, yaitu Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Bandara Sentani di Jayapura. Targetnya, kedua bandara baru itu akan selesai pada 2024.
"Dua bandara ditunda penyelesaiannya dikarenakan pandemi," ungkap Direktur Utama AP I Faik Fahmi dalam paparannya saat konferensi pers virtual, Rabu (8/12).
Menurut Faik, dua bandara ini merupakan bagian dari 12 bandara yang ditambah kapasitasnya oleh perusahaan. Sementara itu, enam bandara lainnya sudah selesai pada 2020 dan empat bandara akan selesai pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara rinci, bandara yang sudah selesai pada 2020, yakni Bandara Ahmad Yani di Semarang, Bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin, Bandara Internasional Yogyakarta, Bandara Ngurah Rai di Bali, Bandara Adi Soemarno di Solo, dan Bandara El Tari di Kupang.
Sedangkan bandara yang proses revitalisasinya selesai pada tahun ini, yaitu Bandara Pattimura di Ambon, Terminal 1 Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Sam Ratulangi di Manado, dan Bandara Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lebih lanjut, Faik mengatakan 10 bandara yang sudah selesai pada 2020 dan akan selesai pada 2021 memakan biaya Rp25,8 triliun. Biaya itu dipenuhi oleh pendanaan eksternal sebesar Rp23,3 triliun.
Pendanaan eksternal berasal dari kredit sindikasi perbankan dan penerbitan surat utang (obligasi). Selain itu, juga dipenuhi oleh pendanaan internal senilai Rp2,5 triliun.
"Untuk menambah kapasitas 10 bandara kami memang tidak menggunakan dana APBN atau PMN tetapi melalui pendanaan internal dan eksternal," tandasnya.