Keputusan 'coba-coba' Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjinakkan inflasi dengan memangkas suku bunga acuan berujung pada rekor nilai tukar lira terendah sepanjang tahun. Saat ini, Erdogan sedang mencoba mendongkrak lira melalui serangkaian langkah moneter yang tak biasa.
Ia mengklaim mencoba melindungi simpanan orang Turki dengan memberikan kompensasi atas dampak depresiasi lira pada simpanan mereka.
Lira awalnya melesat lebih tinggi dan sempat naik lebih dari 20 persen terhadap dolar AS. Namun, pada keesokan harinya lira kembali jatuh, turun lebih dari 6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis memperingatkan bahwa kebijakan baru tersebut pada akhirnya dapat merugikan Pemerintah Turki secara besar-besaran. Atilla Yesilada, Ekonom Turki sekaligus Analis untuk GlobalSource Partners mengecam keputusan tersebut.
"Tolong jangan minta saya untuk membuktikan bumi tidak datar setiap hari," cuitnya, dikutip dari CNN Business, Selasa (21/12).
Awal mula ketidakstabilan lira dikarenakan sikap Erdogan yang kerap mengintervensi kebijakan moneter bank sentral. Ia bahkan memecat petinggi bank sentral dan menteri keuangan Turki yang tidak sepaham dengannya.
Ia mengklaim rontoknya ekonomi Turki merupakan buntut dari campur tangan pihak asing, sehingga negaranya kesulitan membangun kemandirian keuangannya.
Lihat Juga : |
Walau sempat menguat pada Senin lalu, namun secara tahunan nilai lira terjun bebas 40 persen terhadap dolar AS.
Erdogan juga bergeming dengan kritikan yang dilontarkan karena kebijakan ekonominya didasari oleh kepercayaannya dalam beragama. Sikap emoh Erdogan membuat lira kian tak berdaya.
"Apa yang mereka katakan? Mereka bilang saya menurunkan suku bunga bank. Mereka seharusnya tidak mengharapkan apapun dari saya. Sebagai seorang Muslim, apapun ajaran Islam yang ada, itu yang akan saya lakukan. Inilah yang akan saya lanjutkan. Perintah ayat suci jelas," beber dia.
Inflasi Turki secara tahunan menyentuh level 21 persen pada November lalu. Para ekonom memproyeksikan inflasi bisa naik hingga 30 persen selama 6 bulan-9 bulan ke depan.
Kendati demikian, bank sentral Turki memangkas suku bunganya selama 4 bulan berturut-turut. Biasanya, bank sentral bakal menaikkan suku bunga saat inflasi meroket guna mengerem ekonomi dari mulai tak terkendali.