Sri Mulyani Sebut Potensi Ekonomi Perempuan Capai Rp400 Ribu T di 2025

CNN Indonesia
Rabu, 22 Des 2021 20:42 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan potensi ekonomi dari kesetaraan gender bagi perempuan dunia mencapai US$28 triliun atau Rp400 ribu triliun di 2025.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan potensi ekonomi dari kesetaraan gender bagi perempuan dunia mencapai US$28 triliun atau Rp400 ribu triliun di 2025. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan potensi ekonomi dari kesetaraan gender bagi perempuan di dunia mencapai US$28 triliun atau Rp400 ribu triliun (kurs Rp14.289 per dolar AS) pada 2025. Nilai ini setara 26 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia.

"Potensi perempuan terutama di bidang ekonomi dan pasar tenaga kerja sebesar US$28 triliun atau 26 persen dari PDB dunia pada 2025. Ini keuntungan yang sangat jelas," ungkap Ani, sapaan akrabnya di Kick Off Meeting G20 Women's Empowerement, Rabu (22/12).

Kendati begitu, Ani mengatakan potensi ini merupakan proyeksi penuh bila seluruh negara di dunia memberikan kesetaraan bagi perempuan secara maksimal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika tidak, nilai tambah ekonomi dari perbaikan kesetaraan bagi perempuan setidaknya bisa menambah sumbangan ke ekonomi sebesar US$12 triliun atau Rp171,46 ribu triliun. Nilainya setara 11 persen dari PDB dunia.

Lebih lanjut, bendahara negara mengatakan perempuan punya peran yang penting bagi ekonomi. Hal ini tidak hanya sebagai pekerja, tapi juga ibu yang mendidik anak-anaknya sebagai penerus bangsa.

"Maka dari itu pemberdayaan perempuan sangat fundamental bagi pemulihan ekonomi kita. Kita perlu mengatur partisipasi perempuan yang lebih kuat untuk mendorong ekonomi berkelanjutan yang tangguh di masyarakat," katanya.

[Gambas:Video CNN]

Namun, Ani menyadari peningkatan kesetaraan gender bagi perempuan tidak mudah. Bahkan, ia mencatat setidaknya butuh 100 tahun bagi dunia dalam mengatasi ketimpangan gender.

Di sisi lain, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu juga menyoroti dampak pandemi covid-19 terhadap perempuan. Ia menilai pandemi sangat menekan kaum perempuan yang sekitar 20 persen bekerja di sektor kesehatan dan sosial.

"Belum lagi sebagian dari mereka mendominasi sektor informal, pasar tenaga kerja yang tidak aman karena covid-19 ini. Sehingga covid-19 berdampak lebih berat bagi seorang perempuan," tandasnya.

(uli/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER