Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.229 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (27/12) sore. Mata uang Garuda melemah 33 poin atau 0,23 persen dari Rp14.196 per dolar AS pada Jumat (24/12).
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.225 per dolar AS atau melemah dari Rp14.219 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti peso Filipina melemah 0,42 persen, dan baht Thailand minus 0,41 persen. Begitu juga dengan yen Jepang yang melemah 0,19 persen, yuan China minus 0,07 persen, won Korea Selatan minus 0,04 persen, dan dolar Hong Kong minus 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ringgit Malaysia berhasil menguat 0,33 persen, dolar Singapura 0,19 persen, dan rupee India 0,01 persen.
Selanjutnya, mayoritas mata uang utama negara maju berada di zona hijau. Rubel Rusia menguat 0,63 persen, poundsterling Inggris 0,2 persen, franc Swiss 0,03 persen, dan euro Eropa 0,01 persen. Tetapi, dolar Australia melemah 0,07 persen dan dolar Kanada minus 0,04 persen.
Senior Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan pergerakan rupiah dan mata uang lainnya dipengaruhi oleh sentimen penyebaran covid-19 varian omicron. Di Indonesia sendiri, kasus omicron sudah ada 46 kasus per Minggu (26/12).
Lihat Juga : |
"Sentimen risk on berlanjut, meski meredanya kekhawatiran akan omicron, tapi ini lebih mudah menular," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Selain karena omicron, Lukman melihat pergerakan mata uang secara umum juga terpengaruh oleh tak adanya rilis data ekonomi jelang tutup tahun.
Pelaku pasar menanti sentimen baru pada tahun depan.