Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.233 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (23/12) sore. Mata uang Garuda ini menguat 56 poin atau 0,4 persen dari sebelumnya, yakni Rp14.289 per dolar AS.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.251 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.264 per dolar AS.
Lalu, mayoritas mata uang di Asia terlihat menguat. Rinciannya, baht Thailand melemah 0,2 persen, won Korea Selatan menguat 0,36 persen, ringgit Malaysia menguat 0,21 persen, dan dolar Singapura menguat 0,12 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, dolar Hong Kong menguat 0,02, peso Filipina menguat 0,28 persen, dan rupee India menguat 0,37 persen. Di sisi lain, yuan China melemah 0,01 persen dan yen Jepang melemah 0,14 persen.
Sementara, mata uang di negara maju bergerak bervariasi. Tercatat, dolar Australia melemah 0,28 persen, dolar Kanada menguat 0,12 persen, franc Swiss melemah 0,03 persen, poundsterling Inggris menguat 0,25 persen, dan euro Eropa bergerak stagnan.
Senior Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan rupiah menguat karena pasar percaya bahwa dampak omicron akan lebih ringan jika dibandingkan dengan varian delta. Hal ini merujuk pada kajian yang dilakukan Afrika Selatan dan Skotlandia.
"Pasar masih optimistis setelah studi terakhir dari Afrika Selatan dan Skotlandia menunjukkan bahwa sakit yang disebabkan oleh varian omicron lebih ringan," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, kinerja neraca dagang yang menembus rekor juga menambah sentimen positif untuk rupiah.
"Rekor ekspor dan surplus masih akan terus mendukung rupiah," jelas Lukman.
(aud/agt)