Investasi Venture Capital untuk Teknologi Iklim Capai Rp1.245 T

CNN Indonesia
Selasa, 28 Des 2021 11:20 WIB
Investasi dari Venture Capital dan ekuitas swasta yang mengalir ke teknologi iklim mencapai US$87,5 miliar atau setara Rp1.245 triliun.
Investasi dari Venture Capital dan ekuitas swasta yang mengalir ke teknologi iklim mencapai US$87,5 miliar atau setara Rp1.245 triliun. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Investasi dari Venture Capital (VC) dan ekuitas swasta yang mengalir ke teknologi iklim mencapai US$87,5 miliar atau setara Rp1.245 triliun (kurs Rp14.230 per dolar) di sepanjang tahun ini.

Dari angka tersebut, lebih dari US$60 miliar atau sekitar Rp853,80 triliun masuk pada paruh pertama tahun 2021.

Teknologi iklim sendiri meliputi teknologi rendah karbon yang berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut PwC State of Climate Tech 2021, teknologi iklim yang dapat berkontribusi menurunkan emisi global masih minim mendapat aliran investasi. Sebagai contoh, lima teratas dari total 15 teknologi iklim yang dianalisa, hanya menerima 25 persen dari dana investasi.

Global Climate Leader PwC Inggris Emma Cox mengatakan dunia memiliki waktu 10 tahun untuk mengurangi separuh emisi gas rumah kaca apabila ingin memiliki harapan untuk mencapai net zero emissions pada 2050.

Dari penelitian yang ia lakukan, Cox menemukan potensi untuk menyalurkan dan mendorong investasi lebih baik lagi bagi teknologi iklim.

"Inovasi sangat penting untuk menjawab tantangan itu dan kabar baiknya adalah investasi teknologi iklim meningkat secara signifikan di semua bidang," imbuhnya seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin (27/12).

Cox mengatakan investasi untuk teknologi iklim memang stagnan pada 2018 hingga 2020. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh tren ekonomi makro dan pandemi global.

Namun, memasuki semester I 2021, investasi pada teknologi iklim mulai melonjak. Sebab, ada peningkatan fokus pada Environmental, Social, and Governance (ESG) di pasar swasta, serta menjamurnya perusahaan yang berkomitmen menerapkan strategi net zero.

Segendang sepenarian dengan Cox, ESG, Government, and Infrastructure Advisor dari PwC Indonesia Julian Smith mengatakan pertumbuhan teknologi iklim yang pesat merupakan mekanisme penting untuk menurunkan emisi guna memenuhi sasaran penurunan suhu bumi sebesar 1,5 derajat celsius.

"Investasi diperlukan di semua bidang, karena itu menargetkan pendanaan ke bidang teknologi yang baru dapat mendorong inovasi serta terobosan yang diperlukan untuk mempercepat dekarbonisasi," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER