Ekspor dan impor merupakan komponen Produk Domestik Bruto (PDB), selain konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, dan konsumsi pemerintah.
Pengaruh ekspor kepada perekonomian meliputi:
Sementara itu, dampak impor pada perekonomian meliputi:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, tidak selamanya impor berdampak negatif pada perekonomian meskipun mengurangi devisa negara. Asalkan, impor tersebut berupa bahan baku/penolong dan barang modal.
Sebab, kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal menandakan bahwa ada permintaan dari industri dalam negeri.
Artinya, aktivitas industri di Indonesia bergeliat karena kenaikan permintaan konsumen serta berdampak positif pada serapan tenaga kerja.
Kinerja ekspor dan impor diukur secara rutin oleh BPS, serta diumumkan ke publik setiap pertengahan bulan. Selain mengumumkan nilainya, BPS juga merincikan komoditas ekspor impor, sektor, negara tujuan, dan sebagainya.
Apabila nilai ekspor lebih tinggi daripada impor maka Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan. Sebaliknya, neraca perdagangan defisit apabila impor melampaui ekspor.
Beda ekspor dan impor di atas perlu dipahami oleh setiap komponen masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat lebih bijak dalam memilih barang khususnya barang konsumsi yang berasal dari luar negeri.
Tidak ada salahnya menggunakan barang impor, namun tetap harus bijak karena memakai produk dalam negeri sangat berkontribusi positif bagi perekonomian.
(ulf)