Impor RI Cetak Rekor Tertinggi, Sinyal Daya Beli Masyarakat Naik

CNN Indonesia
Rabu, 15 Des 2021 17:49 WIB
Kepala BPS Margo Yuwono menilai rekor impor yang dicetak pada November lalu menjadi indikator membaiknya daya beli.
Kepala BPS Margo Yuwono menilai rekor impor yang dicetak pada November lalu menjadi indikator membaiknya daya beli. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) menilai tingkat daya beli masyarakat Indonesia mulai naik, meski pandemi covid-19 masih berlangsung. Hal ini terindikasi dari realisasi impor yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada November 2021.

Tercatat, realisasi impor Indonesia mencapai US$19,13 miliar pada bulan lalu. Capaian itu naik 18,62 persen secara bulanan dari US$16,29 miliar pada Oktober 2021 dan melejit 52,62 persen dari US$12,66 miliar secara tahunan pada November 2020.

"Impor November ini secara nilai tertinggi sepanjang masa," ujar Kepala BPS Margo Yuwono di konferensi pers virtual, Rabu (15/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Margo, rekor impor tersebut memberi sinyal bahwa daya beli masyarakat mulai naik. Pasalnya, jika dibedah lagi, peningkatan impor paling tinggi terjadi pada impor barang konsumsi.

Data BPS mencatat realisasi impor konsumsi mencapai US$2 miliar atau meningkat 25,89 persen secara bulanan dan meroket 53,84 persen secara tahunan.

"Impor konsumsi juga mengindikasikan daya beli masyarakat semakin membaik. Sinyalnya pasar semakin meningkat permintaannya, daya beli semakin baik," ucapnya.

Selain itu, Margo menduga kenaikan impor barang konsumsi juga terjadi karena masyarakat menyiapkan kebutuhan jelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru).

Di sisi lain, Margo juga melihat rekor impor pada November lalu mengindikasikan bahwa roda industri bergerak lebih kencang. Sebab, impor bahan baku/penolong tumbuh 16,41 persen secara bulanan dan melejit 60,49 persen secara tahunan menjadi US$14,33 miliar.

Begitu juga dengan barang modal yang naik 25,17 persen secara bulanan menjadi US$3 miliar. Sementara secara tahunan, kenaikan impor barang modal sekitar 23,09 persen.

"Impor bahan baku penolong berarti permintaan di industri meningkat, juga peningkatan untuk barang modal yang menunjukkan sinyal bahwa sektor ekonomi membutuhkan barang modal yang lebih dalam rangka peningkatan produksinya," terangnya.

Tak cuma impor, Margo mengatakan realisasi ekspor Indonesia juga mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah pada bulan lalu. Nilainya mencapai US$22,84 miliar atau naik 3,69 persen dari US$20,03 miliar pada Oktober 2021.

"Ini mencetak rekor tertinggi lagi sepanjang masa," tuturnya.

Rekor ekspor ini terjadi karena ada peningkatan ekspor yang tinggi di komoditas bahan bakar mineral mencapai US$211,3 juta. Begitu juga dengan peningkatan ekspor logam mulia dan perhiasan/permata US$196,2 juta.

[Gambas:Video CNN]



(uli/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER