Harga Telur Naik, KSP Minta Kemitraan Peternak Kecil-Besar Dievaluasi

CNN Indonesia
Kamis, 30 Des 2021 22:46 WIB
Kantor Staf Presiden (KSP) meminta kemitraan peternak rakyat dengan skala menengah dan besar dievaluasi untuk mengatasi persoalan kenaikan harga telur.
Kantor Staf Presiden (KSP) meminta kemitraan peternak rakyat dengan skala menengah dan besar dievaluasi untuk mengatasi persoalan kenaikan harga telur. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kantor Staf Presiden (KSP) meminta kemitraan peternak rakyat dengan skala menengah dan besar dievaluasi. Hal itu perlu dilakukan untuk membenahi persoalan produksi yang menyebabkan kenaikan harga telur di tengah meningkatnya permintaan.

"Tidak mulusnya pola kemitraan itu membuat sistem produksi peternak rakyat tidak kuat," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Bustanul Arifin saat menanggapi kenaikan harga telur di Gedung Bina Graha, Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis (30/12).

Menurut Bustanul, sistem produksi peternakan telur ayam secara nasional kurang kuat. Pasalnya, sambungnya, peternak kecil atau peternak rakyat banyak yang gulung tikar karena dihantam varian covid-19 Delta pada pertengahan 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyaknya peternak rakyat yang tutup membuat produksi telur nasional tidak mampu memenuhi kenaikan permintaan saat menjelang Natal dan Tahun Baru. Terlebih, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dilonggarkan, yang membuat permintaan telur semakin meningkat.

"Saat permintaan naik seperti saat Natal dan Tahun Baru, peternak kesulitan memenuhinya," ucap Bustanul.

Ia menilai, intervensi pemerintah dengan pengaturan harga referensi tidak akan memecahkan masalah, melainkan malah akan memunculkan masalah lain dengan dimensi yang berbeda.

"Ini masalahnya pada struktural. KSP akan mengkomunikasikannya pada Kementerian Pertanian (Kementan), termasuk soal batasan pembudidayaan ayam petelur yang dilakukan oleh pihak integrator," tutur Bustanul.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara Kadma Wijaya mengatakan kenaikan harga telur ayam ras dalam beberapa hari terakhir karena permintaan yang mulai naik, baik secara individu, maupun dari tempat-tempat hiburan.

"Permintaan naik, pembuatan kue mulai banyak, sudah mulai aktivitas tempat hiburan, dan pusat perbelanjaan sudah ramai," ujar Kadma.

Selain itu, pemberian bantuan sosial telur juga disebut menjadi pendorong naiknya harga telur yang di beberapa wilayah hingga mencapai Rp34.000 per kilogram.

[Gambas:Video CNN]



(sfr/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER