Bank Indonesia (BI) mencatat investor asing menjual kepemilikannya di surat berharga negara (SBN) mencapai Rp80,92 triliun sepanjang tahun ini dari 4 Januari sampai 30 Desember 2021.
"Nonresiden jual neto Rp80,92 triliun di pasar SBN," ungkap Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Jumat (31/12).
Kendati begitu, investor asing rupanya masih tertarik dengan portofolio keuangan di instrumen saham. Buktinya, investor asing membeli saham di bursa efek mencapai Rp38,09 triliun sepanjang tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini juga terjadi pada pekan terakhir tahun ini atau 27-30 Desember 2021. Tercatat, investor asing membeli saham di pasar modal domestik sebanyak Rp500 miliar.
Namun, dana asing keluar dari instrumen SBN sebanyak Rp2,51 triliun selama 27-30 Desember 2021. Dengan begitu, investor asing mencatatkan penjualan neto (net sell) sebanyak Rp2,01 triliun pada pekan ini.
"Nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,01 triliun," jelasnya.
Sementara tingkat premi risiko Credit Default Swaps (CDS) Indonesia lima tahun turun dari 74,4 basis poin (bps) menjadi 73,24 bps. Sedangkan tingkat imbal hasil (yield) SBN bertenor 10 tahun naik ke level 6,35 persen.
Hal ini sejalan dengan yield surat utang AS, US Treasury bertenor 10 tahun yang juga naik ke level 1,51 persen. Untuk nilai tukar rupiah, terpantau berada di Rp14.262 per dolar AS di akhir perdagangan sore ini.
(uli/aud)